Sabtu, 26 Desember 2015

Dari Kajian Ahad Subuh di Mesjid AdzDZIKRI Depok 22/12/15:


* Apakah hukumnya mengucapkan selamat Natal atau menghadiri perayaannya ? *

Umat Islam tidak boleh memberikan ucapan selamat serta tidak boleh hadir dalam perayaan orang-orang kafir. 

Adapun dalil-dalilnya antara lain :

(1). Tafsir dari Qs.25:72 dijelaskan bahwa diantara ciri-ciri hamba Allah Ar-Rahman adalah orang-orang yang tidak menghadiri atau tidak menyaksikan "az-zuur".

Mujahid dan Robi' bin Anas berkata az-zuur maknanya adalah : "Hari raya orang-orang musyrik", Muhammad bin Sirin berkata : "Hari raya Nashrani". Ibnu Abbas berkata : "Hari raya orang kafir".

(2). Allah Ta'ala berfirman : 

"Dan mereka berkata : "(Allah) Yang Maha Pengasih mempunyai anak". Sungguh, kamu telah membawa sesuatu yang sangat mungkar. Hampir saja langit pecah dan bumi terbelah dan gunung-gunung runtuh (karena ucapan itu), karena mereka menganggap (Allah) Yang Maha Pengasih mempunyai anak" (Qs. 19 : 88-91).

Bacalah keterangan diatas, begitu besarnya murka Allah dengan perkataan manusia bahwa Allah itu memiliki anak. Lalu anak itu lahir dan dirayakan tanggal lahirnya pada 25 Des. Apakah Allah akan ridho dengan perbuatan manusia itu ??? Tidak ! Sekali-kali tidak !!!

(3). Allah Ta'ala berfirman dalam hadits qudsi : 

"Manusia telah mencaci-Ku, padahal tidak selayaknya ia mencaciku. Manusia mendustaiku, padahal tidak selayaknya ia mendustaiku. Adapun caciannya kepada diri-Ku adalah perkataannya bahwa Aku memiliki anak. Padahal Aku adalah Allah Yang Esa dan menjadi tujuan permohonan. Aku tidak melahirkan dan tidak dilahirkan serta tidak ada satu pun yang serupa dengan-Ku..." (HR.Ahmad, Bukhari dan an-Nasaa'i, lihat Shohiihul Jaami' ash-Shoghiir no.4323).

Bacalah keterangan diatas, manusia dianggap "mencaci" Allah dengan perkataannya bahwa Allah memiliki anak. Lalu anak itu lahir dan dirayakan tanggal lahirnya pada 25 Des. Apakah Allah akan ridho dengan perbuatan manusia itu ??? Tidak ! Sekali-kali tidak !!!

Sekiranya ada umat Islam mengucapkan Selamat Hari Natal, berarti ia menganggap Yesus itu memang pernah lahir pada tanggal 25 Desember dan ia adalah anak Allah. Dan jelas hal ini adalah haram, karena merusak aqidah seorang muslim.

(4). Allah Ta'ala berfirman :

"Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku di lahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali" (Qs.19 : 33). 

Di ayat ini Nabi Isa menegaskan bahwa ia hanya sebagai hamba Allah di antara makhluk-makhluk Allah lainnya, yang mana ia juga dihidupkan dan dimatikan serta dibangkitkan kembali seperti makhluk Allah lainnya. 

TIDAK PERNAH Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, para sahabatnya dan para ulama setelahnya memahami ayat itu sebagai peringatan natal 25 des.

Dalam bible pun tidak ada keterangan bahwa yesus itu lahir tanggal 25 Desember. Itu hanya "REKAYASA GEREJA" saja yang baru ada kebijakan itu di tahun 325 M. Nabi Isa dan para murid-muridnya pun tidak pernah merayakannya. Makanya terjadi perpecahan di kalangan kristen, mereka menolak 25 Des sebagai tanggal lahirnya anak Tuhan, karena memang tidak ada satu pun dalil untuk dijadikan sandaran.

Bahkan dalam aqidah kristen Nabi Isa telah dianggap tuhan selain Allah dan jelas ini merupakan dosa terbesar dalam Islam karena mereka telah mempersekutukan Allah dengan hamba-Nya.

Imam Ibnu Qayyim rahimahullah berkata : 

“Adapun memberi ucapan selamat pada syi’ar-syi’ar kekufuran yang khusus bagi orang-orang kafir (seperti mengucapkan selamat natal dll) adalah sesuatu yang diharamkan berdasarkan IJMA’ (KESEPAKATAN) para ulama. Contohnya adalah memberi ucapan selamat pada hari raya dan puasa mereka seperti mengatakan, ‘Semoga hari ini adalah hari yang berkah bagimu’, atau dengan ucapan selamat pada hari besar mereka dan semacamnya. Kalau memang orang yang mengucapkan hal ini bisa selamat dari kekafiran, namun dia tidak akan lolos dari perkara yang diharamkan. Ucapan selamat hari raya seperti ini pada mereka sama saja dengan kita mengucapkan selamat atas sujud yang mereka lakukan pada salib, bahkan perbuatan seperti ini lebih besar dosanya di sisi Allah. Ucapan selamat semacam ini "lebih dibenci" oleh Allah dibanding seseorang memberi ucapan selamat pada orang yang minum minuman keras, membunuh jiwa, berzina, atau ucapan selamat pada maksiat lainnya.

Banyak orang yang kurang paham agama terjatuh dalam hal tersebut. Orang-orang semacam ini tidak mengetahui kejelekan dari amalan yang mereka perbuat. Oleh karena itu, barangsiapa memberi ucapan selamat pada seseorang yang berbuat maksiat, bid’ah atau kekufuran, maka dia pantas mendapatkan kebencian dan murka Allah Ta’ala” (lihat Ahkam Ahli Dzimmah 1/441).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

(1). "Barangsiapa yang menyerupai/meniru (syi'ar, simbol, syari'at atau ciri khas agama) suatu kaum (diluar Islam) maka dia termasuk kaum itu" (HR.Abu Dawud no.4031, Ahmad no.5114 dan ath-Thabrani dalam Al-Ausath no.8327, lihat Takhrij Al-Misykah no.4347 dan Ibnu Majah dalam Shohiihul Jaami' Ash-Shoghiir no.6149).

(2). "Tidak termasuk golongan kami seseorang yang menyerupai (mengamalkan kebiasaan) golongan selain kami" (HR.At-Tirmidzi no.2695, lihat Shohiihul Jaami' ash-Shoghiir no.5439).

(3). "Tidak termasuk golongan kami orang yang menyerupai golongan selain kami. Janganlah kalian menyerupai orang-orang yahudi dan jangan pula kalian menyerupai orang nashrani....." (HR.at-Tirmidzi, lihat Shohiihul Jaami' ash-Shoghiir no.5434).

(4). "Sungguh kalian akan mengikuti sunnah-sunnah (syari'at/kebiasaan) orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta hingga seandainya orang-orang yang kalian ikuti itu masuk ke lubang dhob (yang sempit sekalipun), niscaya kalian akan mengikutinya pula. Kami (para sahabat) bertanya : "Wahai Rasulullah, apakah yang diikuti itu adalah orang Yahudi dan Nasrani ? Beliau menjawab : "Lalu siapa lagi (jika bukan mereka) ?" (HR.Muslim no.2669).

Dan ini musibah yang sudah terjadi pada kaum muslimin dimana-mana. Semoga Allah menjaga kita dan kaum muslimin dan diberikan pemahaman agama secara benar serta mampu mengamalkannya.

Wallahul Muwaffiq ila aqwamitthariq

Tidak ada komentar:

Posting Komentar