Rabu, 05 Oktober 2016

Bid'ah Ke-21 : Pembacaan Ratib al Haddad. Tidak pernah di contohkan Rasululloh SAW.


Jawaban Ringan : 
Kalau begitu menurut SAWAH Ummat Islam yang mau Umroh dan Haji bagusan diiringi musik dhangdut atau organ tunggal yang seronok ketimbang Pembacaan Ratib al Haddad yang penuh keberkahan dan penuh kebajikan. 

Jawaban Serius : 
Kaum nahdiyyin apabila mau melaksanakan perjalanan atau Safar, yang bersifat Ibadah seperti Umroh dan Haji, biasanya membaca Ratib al Haddad, maka dikenallah istilah Walimatussafar (Pesta Menjelang Perjalanan), Haflatul Wada' (Pamitan Haji) Akan tetapi kaum Salafi Wahabi menstigmanya sebagai perbuatan Bid'ah atau mengada ada. Apakah tuduhan itu benar ? Tuduhan tersebut tidak benar. Memang jaman Rasululloh SAW tidak ada pembacaan Ratib al Haddad, tetapi rangkaian bacaan Ratib al Haddad semuanya berasal dari al Qur'an, Hadits Rasululloh SAW, dan Dzikir Ma'tsur yang dilandasi Hadits Shahih. 
Kalau ilmu picik dan dangkal seperti kaum SAWAH maka akan dengan gampang saja mengatakan bahwa hal tersebut adalah Bid'ah. Apalagi kaum sawah tersebut paham agama hanya dari belajar dimedsos, baca buku (autodidak) tanpa guru, diskusi antar sesama SAWAH yang baru saja kenal agama, internet. Mereka sering sekali mengecilkan 'alim ulama yang zuhud dan waro' seperti Imam Syafi'i. Mari kita bahas dasar hukum pembacaan Ratib al Haddad yang biasanya dibaca menjelang Umroh atau Haji berdasarkan beberapa artikel yang ada dibawah ini.

Kalau kita perhatikan, hampir semua isi kandungan ratib Al-Haddad ini berisi ayat-ayat Quran yang memang telah disunnahkan untuk sering dibaca. Dan juga terdapat dzikir-dzkikir yang ma'tsur dengan dilandasi dengan hadits yang shahih.

Sehingga menurut Habib Mundzir, untuk membaca ratib Al-Haddad ini tidak perlu lagi dapat 'ijazah', atau izin dari seorang ulama. Sebab semua berisi ayat dan hadits shahih.

Berbeda dengan ratib lainnya, ada yang mesti harus ada ijazahnya. Perlunya ijazah ini karena masih belum bisa dijamin keshahihan atau kebenaran lafadz yang terdapat di dalam gubahan dan rangkaian do'a di dalamnya.

Ibarat cetakan mushaf Al-Quran, Departemen Agama RI biasanya menyematkan tanda tashih yang berarti isi cetakannya sudah diteliti dengan benar dan dijamin tidak ada kesalahan dalam penulisan.

Ijazah dari seorang ulama atas suatu teks ratib kira-kira berfungsi demikian juga, yaitu untuk memastikan tidak adanya teks yang bertentangan dengan akidah atau pun syariah.

Isi Kandungan Ratib Al-Haddad

1. Surat Al-Fatihah

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. اَلرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ. ماَلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ إِيِّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ. اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَ. صِرَاطَ الَّذِيْنَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلاَ الضَّآلِّيْنَ. آمِيْنِ

Dengan nama Allah, Yang Maha Pemurah, lagi Maha Mengasihani. Segala puji bagi Allah, Tuhan yang memelihara dan mentadbir sekalian alam. Yang Maha Pemurah, lagi Maha Mengasihani. Yang Menguasai hari Pembalasan hari Akhirat). Engkaulah sahaja Ya Allah) Yang Kami sembah, dan kepada Engkaulah sahaja kami memohon pertolongan. Tunjuklah kami jalan yang lurus. Iaitu jalan orang-orang yang Engkau telah kurniakan nikmat kepada mereka, bukan jalan) orang-orang yang Engkau telah murkai, dan bukan pula jalan) orang-orang yang sesat.

Tidak ada seorang pun yang meragukan fadhilah atau keutaman membaca surat Al-Fatihah ini. Bahkan surat ini juga dinamakan surat 'Ruqyah' berdasarkan hadits yang shahih yang terdapat di dalam Shahih Bukhari, bab Ma yu'tha firruqyati 'ala ahya'il arab bi fatihatil kitab hadits no. 2276 dan juga dalam Shahih Muslim kitabus salam bab jawazu akhdzil ujrah 'alarruqyati bil quran wal-adzkar no. 65.

2. Ayat Kursi

Ratib ini kemudian diteruskan dengan membaca ayat Kursi yang terkenal itu.

اَللهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ لاَ تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلاَ نَوْمٌ لَهُ مَا فِي السَّموَاتِ وَمَا فِي الأَرْضِ مَنْ ذَا الَّذِيْ يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلاَّ بِإِذْنِهِ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيْهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلاَ يُحِيْطُوْنَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلاَّ بِمَا شَآءَ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ وَلاَ يَؤُدُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ العَلِيُّ العَظِيْمُ.

Allah, tiada Tuhan melainkan Dia, Yang Tetap hidup, Yang Kekal selama-lamanya. Yang tidak mengantuk usahkan tidur. Yang memiliki segala yang ada di langit dan di bumi. Tiada sesiapa yang dapat memberi syafaat di sisi-Nya melainkan dengan izin-Nya. Yang mengetahui apa yang ada di hadapan mereka dan apa yang ada di belakang mereka, sedang mereka tidak mengetahui sesuatu pun dari ilmu Allah melainkan apa yang Allah kehendaki. Luasnya Kursi Allah meliputi langit dan bumi; dan tiadalah menjadi keberatan kepada Allah menjaga serta memelihara keduanya. Dan Dialah Yang Maha Tinggi, lagi Maha Besar. QS. Al-Baqarah: 255)

Tentang keutamaan kita membaca ayat kursi ini, setidaknya ada 99 hadits yang menerangkan fadhilahnya. Di antaranya ialah untuk menolak syaitan, benteng pertahanan, melapangkan fikiran dan menambahkan iman.

3. Ayat-ayat Penghabisan Surat Al-Baqarah

Setelah itu ratib ini diteruskan dengan membaca ayat-ayat penghabisan dari surat Al-Baqarah:

آمَنَ الرَّسُوْلُ بِمَآ أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّه وَالْمُؤْمِنُوْنَ كُلٌّ آمَنَ بِاللهِ وَمَلآئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لاَ نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْ رُسُلِهِ وَقَالُوا سَمِعْناَ وَأَطَعْناَ غُفْراَنَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيْرُ.

Rasulullah telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, dan juga orang-orang yang beriman; semuanya beriman kepada Allah, dan Malaikat-malaikatNya, dan Kitab-kitabNya, dan Rasul-rasulNya. Katakan): “Kami tidak membezakan antara seorang rasul dengan rasul-rasul yang lain." Mereka berkata lagi: Kami dengar dan kami taat kami pohonkan) keampunanMu wahai Tuhan kami, dan kepadaMu jualah tempat kembali” QS Al-Baqarah 285)

Diriwayatkan daripada Abu Mas'ud al-Badri r.a katanya: Rasulullah s.a.w pernah bersabda: Dua ayat terakhir dari surah al-Baqarah, memadai kepada seseorang yang membacanya pada malam hari sebagai pelindung dirinya.

لاََ يُكَلِّفُ اللهُ نَفْسًا إِلاَّ وُسْعَهَا لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ رَبَّنَا لاَ تُؤَاخِذْنَآ إِنْ نَسِيْنَآ أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلاَ تُحَمِّلْنَا مَالاَ طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنآ أَنْتَ مَوْلاَنَا فَانْصُرْناَ عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ.

Allah tidak memberati seseorang melainkan apa yang terdaya olehnya. Ia mendapat pahala atas kebaikan yang diusahakannya, dan ia juga menanggung dosa atas kejahatan yang diusahakannya. Mereka berdoa dengan berkata), "Wahai Tuhan kami! Janganlah Engkau mengirakan kami salah jika kami lupa atau kami tersalah. Wahai Tuhan kami! Janganlah Engkau bebankan kepada kami bebanan yang berat sebagaimana yang telah Engkau bebankan kepada orang-orang yang terdahulu daripada kami. Wahai Tuhan kami! Janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang kami tidak terdaya memikulnya. Dan maafkanlah kesalahan kami, serta ampunkanlah dosa kami, dan berilah rahmat kepada kami. Engkaulah Penolong kami; oleh itu, tolonglah kami untuk mencapai kemenangan terhadap kaum-kaum yang kafir” QS Al-Baqarah Ayat 286)

Dari Muslim, diriwayatkan daripada Abdullah ibn Abbas r.a.: Apabila Jibril sedang duduk dengan Rasulullah s.a.w., dia mendengar bunyi pintu di atasnya. Dia mengangkat kepalanya lalu berkata: “Ini ialah bunyi sebuah pintu di syurga yang tidak pernah dibuka.” Lalu satu malaikat pun turun, dan Jibril berkata lagi, “Ia malaikat yang tidak pernah turun ke bumi” Malaikat itu memberi salam lalu berkata, “Bersyukurlah atas dua cahaya yang diberi kepadamu yang tidak pernah diberi kepada rasul-rasul sebelummu-“Fatihat al-Kitab dan ayat penghabisan Surah al-Baqarah”. Kamu akan mendapat manfaat setiap kali kamu membacanya.

4. Dikir

لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِي وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ.

Tiada Tuhan Melainkan Allah, Yang satu dan tiada sekutu bagi- Nya. Bagi-Nya segala kekuasaan, dan bagi-Nya segala pujian. Dialah yang menghidupkan dan yang mematikan, dan Dia sangat berkuasa atas segala sesuatu

Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu bahwa Rasulullah SAW berkata, “Siapa yang membaca ayat ini seratus kali sehari, pahalanya seperti memerdekakan sepuluh orang hamba, Seratus kebajikan dituliskan untuknya dan seratus keburukan dibuang darinya, dan menjadi benteng dari gangguan syaitan sepanjang hari.”HR Bukhari, Muslim dan Malik)

5. Lafadz Al-Baqiyaushshalihat

سٌبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اْللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ.

Maha suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada Tuhan melainkan Allah dan Allah Tuhan Yang Maha Besar.

Dari Samurah ibn Jundah bahwa Rasulullah s.a.w bersabda: Zikir-zikir yang paling dekat di sisi Allah adalah empat, yaitu tasbih, takbir, tahmid dan tahlil, tidak berbeda yang mana aturannya apabila engkau berzikirullah. HR Muslim)

6. Tasbih

سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ سُبْحاَنَ اللهِ الْعَظِيْمِ.

Maha suci Allah segala puji khusus bagi-Nya, Maha suci Allah Yang Maha Agung

Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Dua zikir yang mudah di atas lidah tetapi berat pahalanya dan disukai oleh Allah ialah: 'SubhanAllah al-Azim dan 'SubhanAllah wa bihamdihi.”HR Bukhari)

7. Minta Ampun dan Tobat

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْ

Ya Allah ampunlah dosaku dan terimalah taubatku, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun Lagi Maha Penyayang.

Dalilnya adalah beberapa ayat Quran berikut ini:

“Dan hendaklah engkau memohon ampun kepada Allah; karena sesungguhnya Allah Maha Pengampun, lagi Maha Mengasihani.QS. Surah 4: An-Nisa’; Ayat 106: )

Juga Surah 11: Hud; Ayat 90

8. Shalawat Kepada Nabi SAW

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ، اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ.

Ya Allah, cucurkan selawat ke atas Muhammad, Ya Allah, cucurkan selawat ke atasnya dan kesejahteraan-Mu.

Dalilnya sangat banyak yang menganjurkan kita untuk bershalawat kepada Nabi SAW, di antaranya ayat berikut ini:

Sesungguhnya Allah dan malaikat-Nya berselawat ke atas Nabi; wahai orang-orang yang beriman berselawatlah kamu kepadanya serta ucapkanlah salam dengan penghormatan yang sepenuhnya. QS. Al-Ahzab: 56)

Dari Abdullah bin Amr berkatabahwa RAsulullah SAW bersabda: “Orang yang bershalawat kepadaku sekali, Allah akan bershalawat kepadanya sepuluh kali. HR Muslim)

9. Minta Perlindungan kepada Allah

أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّآمَّاتِ مِنْ شَرِّمَا خَلَق

Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan makhluk-Nya.

Rasulullah SAW bersabda: “Sesiapa yang membaca doa ini tiga kali, tiada apa-apa malapetaka akan terjatuh atasnya.” HR Abu Dawud dan Tirmizi, )

بِسْـمِ اللهِ الَّذِي لاَ يَضُـرُّ مَعَ اسْـمِهِ شَيْءٌ فِي الأَرْضِ وَلاَ فِي الْسَّمَـآءِ وَهُوَ الْسَّمِيْـعُ الْعَلِيْـمُ.

Dengan nama Allah yang dengan nama-Nya tiada suatu pun, baik di bumi mahupun di langit dapat memberi bencana, dan Dia Maha Mendengar Lagi Maha Mengetahui.

Nabi Muhammad SAW bersabda: “Hamba-hamba Allah yang membaca doa ini pada waktu pagi dan petang tiga kali, tiada apa jua kesakitan akan dialaminya.” HR Ibn Hibban)

10. Menyatakan Keridhaan Kepada Allah, Islam dan Muhammad

رَضِيْنَـا بِاللهِ رَبًّا وَبِالإِسْـلاَمِ دِيْنـًا وَبِمُحَمَّدٍ نَبِيّـًا

Kami redha Allah sebagai Tuhan kami, Islam sebagai Agama kami dan Muhammad sebagai Nabi kami.

11. Basmalah

بِسْمِ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَالْخَيْرُ وَالشَّـرُّ بِمَشِيْئَـةِ اللهِ.

Dengan Nama Allah, segala pujian bagi-Nya, dan segala kebaikan dan kejahatan adalah kehendak Allah.

Rasulullah s.a.w. bersabda: Wahai Abu Hurairah, bila kamu keluar negeri untuk berniaga, bacakan ayat ini supaya ia membawa kamu ke jalan yang benar. Dan setiap perbuatan mesti bermula dengan ‘Bismillah’ dan penutupnya ialah “Alhamdulillah”.

12. Taubat

. آمَنَّا بِاللهِ وَاليَوْمِ الآخِرِ تُبْناَ إِلَى اللهِ باَطِناً وَظَاهِرًا.

Kami beriman kepada Allah dan Hari Akhirat, dan kami bertaubat kepada Allah batin dan zahir.

Wahai orang-orang yang beriman! Bertaubatlah kamu kepada Allah dengan “Taubat Nasuha”. Diriwayatkan oleh Ibn Majah: Rasulullah bersabda: Orang yang bertaubat itu adalah kekasih Allah. Dan orang yang bertaubat itu ialah seumpama orang yang tiada apa-apa dosa.” (QS At-Tahrim: 8)

يَا رَبَّنَا وَاعْفُ عَنَّا وَامْحُ الَّذِيْ كَانَ مِنَّا..

Ya Tuhan kami, maafkan kami dan hapuskanlah apa-apa dosa) yang ada pada kami.

Dan hendaklah engkau memohon keampunan kepada Allah; sesungguhnya Allah itu Maha Pengampun, lagi Maha Mengasihani.” (QS. An-Nisa’: 106)

13. Minta Dimatikan dalam Keadaan Muslim

ياَ ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْراَمِ أَمِتْناَ عَلَى دِيْنِ الإِسْلاَمِ.

Wahai Tuhan yang mempunyai sifat Keagungan dan sifat Pemurah, matikanlah kami dalam agama Islam.

14. Minta Dihindari dari Orang Zhalim

ياَ قَوِيُّ ياَ مَتِيْـنُ إَكْفِ شَرَّ الظَّالِمِيْـنَ..

Wahai Tuhan yang Maha Kuat lagi Maha Gagah, hindarkanlah kami dari kejahatan orang-orang yang zalim.

صْلَحَ اللهُ أُمُوْرَ الْمُسْلِمِيْنَ صَرَفَ اللهُ شَرَّ الْمُؤْذِيْنَ

Semoga Allah memperbaiki urusan kaum muslimim dan menghindarkan mereka dari kejahatan orang-orang yang suka menggangu.

Diriwayatkan oleh Abu Darda’ bahwa Rasulullah s.a.w. bersabda: “Tiada seorang mukmin pun yang berdoa untuk kaumnya yang tidak bersamanya, melainkan akan didoakan oleh Malaikat, “Sama juga untukmu”.

15. Menyebut Nama-nama Allah

يـَا عَلِيُّ يـَا كَبِيْرُ يـَا عَلِيْمُ يـَا قَدِيْرُ يـَا سَمِيعُ يـَا بَصِيْرُ يـَا لَطِيْفُ يـَا خَبِيْرُ.

Wahai Tuhan Yang Maha Mulia, lagi Maha Besar, Yang Maha Mengetahui lagi Sentiasa Sanggup, Yang Maha Mendengar lagi Melihat. Yang Maha Lemah-Lembut lagi Maha Mengetahui

“Katakanlah wahai Muhammad), "Serulah nama “Allah” atau “Ar-Rahman”, yang mana sahaja kamu serukan; kerana Allah mempunyai banyak nama yang baik serta mulia. Dan janganlah engkau nyaringkan bacaan doa atau sembahyangmu, juga janganlah engkau perlahankannya, dan gunakanlah sahaja satu cara yang sederhana antara itu." (QS. Bani Israil: 110)

ياَ فَارِجَ الهَمِّ يَا كَاشِفَ الغَّمِّ يَا مَنْ لِعَبْدِهِ يَغْفِرُ وَيَرْحَم

Wahai Tuhan yang melegakan dari dukacita, lagi melapangkan dada dari rasa sempit. Wahai Tuhan yang mengampuni dan menyayangi hamba-hamba-Nya.

Dari Anas ibn Malik: “Ketika saya bersama Rasulullah s.a.w., ada seseorang berdoa, “Ya Allah saya meminta kerana segala pujian ialah untuk-Mu dan tiada Tuhan melainkan-Mu, Kamulah yang Pemberi Rahmat dan yang Pengampun, Permulaan Dunia dan Akhirat, Maharaja Teragung, Yang Hidup dan Yang Tersendiri”. Rasulullah s.a.w. bersabda: “Dia berdoa kepada Allah menggunakan sebaik-baik nama-nama-Nya, Allah akan memakbulkannya kerana apabila diminta dengan nama-nama-Nya Allah akan memberi. (HR Abu Dawud)

16. Minta Ampunan

أَسْتَغْفِرُ اللهَ رَبَّ الْبَرَايَا أَسْتَغْفِرُ اللهَ مِنَ الْخَطَاياَ

Aku memohon keampunan Allah Tuhan Pencipta sekalian makhluk, aku memohon keampunan Allah dari sekalian kesalahan.

“Dan hendaklah engkau memohon keampunan daripada Allah; sesungguhnya Allah itu Maha Pengampun, lagi Maha Mengasihani.” (QS. An-Nisa’: 106)

“Dan mintalah keampunan Tuhanmu, kemudian kembalilah taat kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku Maha Mengasihani, lagi Maha Pengasih” (QS. Hud: 90)

17. Tahlil

لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ

Tiada Tuhan Melainkan Allah

Kalimah “La ilaha illallah” ini adalah kunci syurga.

Diriwayatkan oleh Abu Dzar bahwa Rasulullah s.a.w. bersabda: “Allah tidak membenarkan seseorang masuk ke neraka jikalau dia mengucapkan kalimah tauhid ini berulang-ulang kali.”

18. Shalawat

مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ وَشَرَّفَ وَكَرَّمَ وَمَجَّدَ وَعَظَّمَ وَرَضِيَ اللهُ تَعاَلَى عَنْ آلِ وَأَصْحَابِ رَسُوْلِ اللهِ أَجْمَعِيْنَ، وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِ التَّابِعِيْنَ بِإِحْسَانٍ مِنْ يَوْمِنَا هَذَا إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَعَلَيْناَ مَعَهُمْ وَفِيْهِمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ..

Muhammad Rasulullah, Allah Mencucurkan Selawat dan Kesejahteraan keatasnya dan keluarganya. Moga-moga dipermuliakan, diperbesarkan, dan diperjunjungkan kebesarannya. Serta Allah Ta'ala meredhai akan sekalian keluarga dan sahabat Rasulullah, sekalian tabi'in dan yang mengikuti mereka dengan kebaikan dari hari ini sehingga Hari Kiamat, dan semoga kita bersama mereka dengan rahmat-Mu wahai Yang Maha Pengasih daripada yang mengasihani.

19. Membaca Tiga Surat

سْم اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ. قُلْ هُوَ اللهُ أَحَـدٌ. اَللهُ الصَّمَـدُ. لَمْ يَلِـدْ وَلَمْ يٌوْلَـدْ. وَلَمْ يَكُـنْ لَهُ كُفُـوًا أَحَـدٌ

Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Katakanlah wahai Muhammad): “Dialah Allah Yang Maha Esa; Allah Yang menjadi tumpuan segala permohonan; Ia tidak beranak, dan Ia pula tidak diperanakkan; Dan tidak ada sesiapapun yang sebanding dengan-Nya.

Dari Abu Sa’id al-khudri; seseorang mendengar bacaan surah al-Ikhlas berulang-ulang di masjid. Pada keesokan paginya dia datang kepada Rasulullah s.a.w. dan sampaikan perkara itu kepadanya sebab dia menyangka bacaan itu tidak cukup dan lengkap. Rasulullah s.a.w berkata, “Demi tangan yang memegang nyawaku, surah itu seperti sepertiga al-Quran!” Dari Al-Muwatta', diriwayatkan oleh Abu Hurairah; Saya sedang berjalan dengan Rasulullah s.a.w, lalu baginda mendengar seseorang membaca surah al-Ikhlas. Baginda berkata, “Wajiblah.” Saya bertanya kepadanya, “Apa ya Rasulallah?” Baginda menjawab, “Syurga” Wajiblah syurga bagi si pembaca itu). (HR Bukhari)

بِسْم اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ قُلْ أَعُوْذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ، مِنْ شَرِّ ماَ خَلَقَ، وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ، وَمِنْ شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ، وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَد.

Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Katakanlah wahai Muhammad); “Aku berlindung dengan Tuhan yang menciptakan cahaya subuh, daripada kejahatan makhluk-makhluk yang Ia ciptakan; dan daripada kejahatan malam apabila ia gelap gelita; dan daripada ahli-ahli sihir) yang menghembus pada simpulan-simpulan ikatan; dan daripada kejahatan orang yang dengki apabila ia melakukan kedengkiannya”.

Dari Aisyah r.a katanya: Rasulullah s.a.w biasanya apabila ada salah seorang anggota keluarga baginda yang sakit, baginda menyemburnya dengan membaca bacaan-bacaan. Sementara itu, ketika baginda menderita sakit yang menyebabkan baginda wafat, aku juga menyemburkan baginda dan mengusap baginda dengan tangan baginda sendiri, kerana tangan baginda tentu lebih banyak berkatnya daripada tanganku.

بِسْم اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ قُلْ أَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِ، مَلِكِ النَّاسِ، إِلَهِ النَّاسِ، مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ، اَلَّذِيْ يُوَسْوِسُ فِي صُدُوْرِ النَّاسِ، مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ..

Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Katakanlah wahai Muhammad): “Aku berlindung dengan Tuhan sekalian manusia. Yang Menguasai sekalian manusia, Tuhan yang berhak disembah oleh sekalian manusia, Dari kejahatan pembisik penghasut yang timbul tenggelam, Yang melemparkan bisikan dan hasutannya ke dalam hati manusia, dari kalangan jin dan manusia”.

Dari Abu Sa’id al-Khudri; Nabi Muhammad s.a.w selalu meminta perlindungan daripada kejahatan jin dan perbuatan hasad manusia. Apabila surah al-falaq dan an-nas turun, baginda ketepikan yang lain dan membaca ayat-ayat ini saja. (HR Tirimizy)

20. Mengirim Pahala Bacaan Surat Al-Fatihah

Salah satu di antara perbedaan pendapat para ulama adalah tentang apakah pahala bacaan Quran bisa ditransfer kepada orang lain yang sudah wafat.

Dalam hal ini kami pernah menjawab sebelum, silahkan periksa jawaban kami di: http://www.eramuslim.com/ustadz/qrn/6915100351-bertanya-mengenai-transfer-pahala.htm

Rupanya penyusun ratib Al-Haddad ini termasuk kalangan yang meyakini dibenarkannya pengiriman pahala bacaan Quran kepada orang yang sudah wafat. Sebagai bagian dari khilaf para ulama, maka hal ini seharusnya bisa kita terima secara wajar.

Maka pada bagian akhir dari rangkaian dzikir yang disusunnya, ada pengiriman pahala untuk orang-orang tertentu.

اَلْفَاتِحَةَ إِلَى رُوحِ سَيِّدِنَا الْفَقِيْهِ الْمُقَدَّمِ مُحَمَّد بِن عَلِيّ باَ عَلَوِي وَأُصُولِهِمْ وَفُرُوعِهِمْ وَكفَّةِ سَادَاتِنَا آلِ أَبِي عَلَوِي أَنَّ اللهَ يُعْلِي دَرَجَاتِهِمْ فِي الْجَنَّةِ وَيَنْفَعُنَا بِهِمْ وَبِأَسْرَارِهِمْ وَأَنْوَارِ هِمْ فِي الدِّيْنِ وَالدُّنْياَ وَالآخِرَةِ..

Bacalah Al-fatihah kepada roh Penghulu kita al-Faqih al-Muqaddam, Muhammad ibn Ali Ba’alawi, dan kepada asal-usul dan keturunannya, dan kepada semua penghulu kita dari keluarga bani ‘Alawi, moga-moga Allah tinggikan darjat mereka di syurga, dan memberi kita manfaat dengan mereka, rahasia-rahasia mereka, cahaya mereka di dalam agama, dunia dan akhirat.

اَلْفَاتِحَةَ إِلَى أَرْوَاحِ ساَدَاتِنَا الصُّوْفِيَّةِ أَيْنَمَا كَانُوا فِي مَشَارِقِ الأَرْضِ وَمَغَارِبِهَا وَحَلَّتْ أَرْوَاحُهُمْ - أَنَّ اللهَ يُعْلِي دَرَجَاتِهِمْ فِي الْجَنَّةِ وَيَنْفَعُنَا بِهِمْ وَبِعُلُومِهِمْ وَبِأَسْرَارِهِمْ وَأَنْوَارِ هِمْ، وَيُلْحِقُنَا بِهِمْ فِي خَيْرٍ وَعَافِيَةٍ. 28

Bacalah al-fatihah kepada roh-roh Penghulu kita Ahli Ahli Sufi, di mana saja roh mereka berada, di timur atau barat, moga moga Allah tinggikan darjat mereka di syurga, dan memberi kita manfaat dengan mereka, ilmu-ilmu mereka, rahsia-rahsia mereka, cahaya mereka, dan golongkan kami bersama mereka dalam keadaan baik dan afiah.

اَلْفَاتِحَةَ إِلَى رُوْحِ صاَحِبِ الرَّاتِبِ قُطْبِ الإِرْشَادِ وَغَوْثِ الْعِبَادِ وَالْبِلاَدِ الْحَبِيْبِ عَبْدِ اللهِ بِنْ عَلَوِي الْحَدَّاد وَأُصُوْلِهِ وَفُرُوْعِهِ أَنَّ اللهَ يُعْلِي دَرَجَاتِهِمْ فِي الْجَنَّة وَيَنْفَعُنَا بِهِمْ وَأَسْرَارِهِمْ وَأَنْوَارِهِمْ بَرَكَاتِهِمْ فِي الدِّيْنِ وَالدُّنْياَ وَالآخِرَةِ

Bacalah fatihah kepada roh Penyusun Ratib ini, Qutbil-Irshad, Penyelamat kaum dan negaranya, Al-Habib Abdullah ibn Alawi Al-Haddad, asal-usul dan keturunannya, moga moga Allah meninggikan darjat mereka di syurga, dan memberi kita manfaat dari mereka, rahsia-rahsia mereka, cahaya dan berkat mereka di dalam agama, dunia dan akhirat.

اَلْفَاتِحَة إِلَى كَافَّةِ عِبَادِ اللهِ الصّالِحِينَ وَالْوَالِدِيْنِ وَجَمِيْعِ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ أَنْ اللهَ يَغْفِرُ لَهُمْ وَيَرْحَمُهُمْ وَيَنْفَعُنَا بَأَسْرَارِهِمْ وبَرَكَاتِهِمْ.

Bacalah Fatihah kepada hamba hamba Allah yang soleh, ibu bapa kami, mukminin dan mukminat, muslimin dan muslimat, moga moga Allah mengampuni mereka dan merahmati mereka dan memberi kita manfaat dengan rahsia rahsia dan barakah mereka.

21. Doa Penutup

Sebagai penutup, dzikir ini kemudian ditutup dengan doa penghabisan yang lafadznya demikian:

اَلْحَمْدُ اللهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ حَمْدًا يُوَافِي نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَه، اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وأَهْلِ بَيْتِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ. اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ بِحَقِّ الْفَتِحَةِ الْمُعَظَّمَةِ وَالسَّبْعِ الْمَثَانِيْ أَنْ تَفْتَحْ لَنَا بِكُلِّ خَيْر، وَأَنْ تَتَفَضَّلَ عَلَيْنَا بِكُلِّ خَيْر، وَأَنْ تَجْعَلْنَا مِنْ أَهْلِ الْخَيْر، وَأَنْ تُعَامِلُنَا يَا مَوْلاَنَا مُعَامَلَتَكَ لأَهْلِ الْخَيْر، وَأَنْ تَحْفَظَنَا فِي أَدْيَانِنَا وَأَنْفُسِنَا وَأَوْلاَدِنَا وَأَصْحَابِنَا وَأَحْبَابِنَا مِنْ كُلِّ مِحْنَةٍ وَبُؤْسٍ وَضِيْر إِنَّكَ وَلِيٌّ كُلِّ خَيْر وَمُتَفَضَّلٌ بِكُلِّ خَيْر وَمُعْطٍ لِكُلِّ خَيْر يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْن.

Segala puji hanya bagi Allah, Tuhan yang memelihara dan mentadbirkan sekalian alam, segala puji pujian bagi-Nya atas penambahan nikmat-Nya kepada kami, moga moga Allah mencucurkan selawat dan kesehahteraan ke atas Penghulu kami Muhammad, ahli keluarga dan sahabat-sahabat baginda. Wahai Tuhan, kami memohon dengan haq benarnya) surah fatihah yang Agung, yaitu tujuh ayat yang selalu di ulang-ulang, bukakan untuk kami segala perkara kebaikan dan kurniakanlah kepada kami segala kebaikan, jadikanlah kami dari golongan insan yang baik; dan peliharakanlah kami Ya tuhan kami. sepertimana Kamu memelihara hamba-hambaMu yang baik, lindungilah agama kami, diri kami, anak anak kami, sahabat-sahabat kami, serta semua yang kami sayangi dari segala kesengsaraan, kesedihan, dan kemudharatan. Sesungguhnya Engkaulah Maha Pelindung dari seluruh kebaikan dan Engkaulah yang mengurniakan seluruh kebaikan dan memberi kepada sesiapa saja kebaikan dan Engkaulah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Amin Ya Rabbal Alamin.

اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْـأَلُكَ رِضَـاكَ وَالْجَنَّـةَ وَنَـعُوْذُ بِكَ مِنْ سَـخَطِكَ وَالنَّـارِ

Ya Allah, sesungguhnya kami memohon keredhaan dan syurga-Mu; dan kami memohon perlindungan-Mu dari kemarahan-Mu dan api neraka.

Dari Anas ibn Malik radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Siapa memohon kepada Allah untuk surga tiga kali, Surga akan berkata, “Ya Allah bawalah dia ke dalam syurga;” dan jikalau ia memohon perlindungan dari api neraka tiga kali, lalu neraka pun akan berkata, “Ya Allah berilah dia perlindungan dari neraka.”HR Tirmizi dan An-Nasa’i)

Penutup

Rangkaian lafadz ini adalah susunan manusia biasa, bukan dari Rasulullah SAW. Namun sumber-sumbernya berasal dari ayat Quran, serta hadits-hadits yang umumnya dikatakan maqbul atau bisa diterima, bahwa memang Rasulullah SAW mengajarkannya.

Sebagian kalangan yang 'anti dzikir' atau 'anti ratib' berargumen bahwa Rasulullah SAW tidak mengajarkan rangkaian dzikir seperti ini, sehingga kalau tidak ada ketetapan yang langsung dari diri beliau SAW sendiri, kita tidak boleh mengarang sendiri. Termasuk mengarang rangkaiannya bacaannya, sehingga kalau mau dzikir, ya dzikir saja tanpa harus dirangkai-rangkai menjadi sebuah ritual tersendiri.

Sikap kita kalau bertemu kedua kutub ini tentu harus lebih dewasa. Kita tidak mungkin menyalahkan salah satunya, juga tidak mungkin juga ikut membuat suasana menjadi semakin panas.

Yang perlu kita pahami adalah bahwa keberagaman dalam menjalankan agama ini sudah ada sejak zaman para shahabat nabi. Ada shahabat yang cenderung menjalankan agama secara apa adanya, tanpa melihat latar belakangnya, pokoknya begitu ya begitu. Tapi ada juga para shahabat yang selalu memandang sesuatu sesuai pokok persoalan dan keadannya.

Jadi kalau para shahabat nabi saja di masa lalu sudah agak beragam cara pandangnya, masak sih kita hari ini tidak boleh melakukannya? Bukankah para shahabat itu sebagiannya juga dijamin masuk surga?

Wallahu a'lam bishshawab, wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Ahmad Sarwat, Lc

--------------------------------------

Ratib Al Haddad Bid'ah ? 

Abuya Prof. Dr. Assayyid Muhammad Bin Assayyid Alwi Bin Assayyid Abbas Bin Assayyid Abdul Aziz Almaliki Alhasani Almakki Alasy’ari Assyadzili berkata

وذلك لأنهم لما حكموا بأن البدعة الدينية ضلالة – وهذا حق – وحكموا بأن البدعة الدنيوية لا شيء فيها قد أساءوا الحكم لأنهم بهذا قد حكموا على كل بدعة دنيوية بالإباحة وفي هذا خطر عظيم ، وتقع به فتنة ومصيبة ، ولا بد حينئذ من تفصيل واجب وضروري للقضية ، وهو أن يقولوا : إن هذه البدعة الدنيوية منها ما هو خير ومنها ما هو شر كما هو الواقع المشاهد الذي لا ينكره إلا أعمى جاهل

Dan itu semua nampak jelas ketika mereka menghukum bid’ah diniyyah (urusan agama) sesat, itu memang benar, dan menvonis bid’ah dunyawiyyah tidak ada sanksi apa-apa, itu berarti mereka telah menciptakan hukum yang buruk. Karena mereka telah berani sekali menjatuhkan vonis setiap bid’ah dunyawiyyah dibolehkan. Inilah bahaya besar yang akan menjadi fitnah dan musibah bagi dunia Islam. Saat itulah sangat dibutuhkan suatu perincian masalah, mana yang wajib dan dharury, yang selayaknya mereka berkata: ‘bid’ah dunyawiyyah ada yang baik ada juga yang jelek sebagaimana realitas yang disaksikan yang tidak mungkin diingkari kecuali oleh orang buta dan jahil.

Mereka yang salah memahami tentang perkara bid’ah , pada umumnya berpendapat setiap perkara yang tidak dicontohkan oleh para Sahabat maupun Rasulullah adalah pasti bid’ah sayyiah atau bid’ah dholalah

Pendapat tersebut tentulah keliru. Contohnya Ratib Al Haddad, tentulah para Sahabat tidak pernah membaca Ratib Al Haddad karena untaian do'a dan dzikir Ratib Al Haddad dibuat oleh Imam Abdullah bin Alawi Al-Haddad sekitar 1071 H namun Ratib Al Haddad tidak termasuk bid’ah sayyiah ataupun bid’ah dholalah

Segala perkara di luar perkara syariat atau diluar dari apa yang telah disyariatkan-Nya yakni perkara kebiasaan atau adat berlaku kaidah ushul fiqih, “wal ashlu fi ‘aadaatinal ibaahati hatta yajii u sooriful ibahah” yang artinya “dan hukum asal dalam kebiasaan (adat) adalah boleh saja sampai ada dalil yang memalingkan dari hukum asal atau sampai ada dalil yang melarang atau mengharamkannya“.

Pada hakikatnya segala sesuatu pada dasarnya mubah (boleh)

Maksud dari prinsip ini adalah bahwa hukum asal dari segala sesuatu yang diciptakan Allah adalah halal dan mubah. Tidak ada yang haram kecuali apa-apa yang disebutkan secara tegas oleh nash yang shahih sebagai sesuatu yang haram. Dengan kata lain jika tidak terdapat nash yang shahih atau tidak tegas penunjukan keharamannya, maka sesuatu itu tetaplah pada hukum asalnya yaitu mubah (boleh)

Kaidah ini disandarkan pada firman Allah subhanahu wa ta’la

“Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu….” (QS. Al-Baqarah: 29)

“Dan dia Telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa yang di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya…” (QS. Al-Jatsiyah: 13)

“Tidakkah kamu perhatikan Sesungguhnya Allah Telah menundukkan untuk (kepentingan) mu apa yang di langit dan apa yang di bumi dan menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir dan batin…” (QS. Luqman: 20)

Ayat-ayat di atas menegaskan bahwa segala apa yang ada di muka bumi seluruhnya adalah ni'mat dari Allah yang diberikan kepada manusia sebagai bukti kasih sayang-Nya. Dia hanya mengharamkan beberapa bagian saja, itu pun karena hikmah tertentu untuk kebaikan manusia itu sendiri. Dengan demikian wilayah haram dalam syariat Islam itu sangatlah sempit, sedangkan wilayah halal sangatlah luas.

Begitupula kaidah yang serupa berbunyi

Laa tusyro’u ‘ibadatun illaa bi syar’illah, wa laa tuharramu ‘adatun illaa bitahriimillah…

“Tidak boleh dilakukan suatu ibadah kecuali yang disyariatkan oleh Allah; dan tidak dilarang suatu adat atau kebiasaan kecuali yang diharamkan oleh Allah.”

Contoh lainnya :

Kebiasaan atau membiasakan bersededekah untuk anak yatim setiap hari Jum’at sebelum sholat jum’at adalah kebiasaan yang baik karena memang tidak ada dalil yang melarangnya.

Kebiasaan atau membiasakan membaca surah Yasin setiap malam Jum’at bukanlah bid’ah dalam urusan agama namun kebiasaan yang baik karena tidak menyalahi satupun larangan-Nya atau tidak bertentangan dengan Al Qur’an dan As Sunnah

Begitupula para Sahabat melakukan kebiasaan atau membiasakan puasa sunnah setiap bulannya melebihi apa yang dicontohkan oleh Rasulullah yang hanya 3 hari dalam sebulan adalah kebiasaan yang dibolehkan karena memang tidak menyalahi satupun larangan-Nya atau tidak bertentangan dengan Al Qur’an dan As Sunnah

Telah menceritakan kepada kami Ishaq bin Syahin Al Washithiy telah menceritakan kepada kami Khalid bin ‘Abdullah dari Khalid Al Hadzdza’ dari Abu Qalabah berkata, telah mengabarkan kepada saya Abu Al Malih berkata; Aku dan bapakku datang menemui ‘Abdullah bin ‘Amru lalu dia menceritakan kepada kami bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dikabarkan tentang shaumku lalu Beliau menemuiku. Maka aku berikan kepada Beliau bantal terbuat dari kulit yang disamak yang isinya dari rerumputan, lalu Beliau duduk diatas tanah sehingga bantal tersebut berada di tengah antara aku dan Beliau, lalu Beliau berkata: Bukankah cukup bagimu bila kamu berpuasa selama tiga hari dalam setiap bulannya? ‘Abdullah bin ‘Amru berkata; Aku katakan: Wahai Rasulullah? (bermaksud minta tambahan) . Beliau berkata: Silahkan kau lakukan Lima hari. Aku katakan lagi: Wahai Rasulullah? Beliau berkata: Silahkan kau lakukan Tujuh hari. Aku katakan lagi: Wahai Rasulullah? Beliau berkata: Silahkan kau lakukan Sembilan hari. Aku katakan lagi: Wahai Rasulullah? Beliau berkata: Silahkan kau lakukan Sebelas hari. Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berkata: Tidak ada shaum melebihi shaumnya Nabi Daud Aalaihissalam yang merupakan separuh shaum dahar, dia berpuasa sehari dan berbuka sehari. (HR Bukhari 1844).

Jadi ketika kita hendak melakukan suatu kebiasaan atau adat yang menurut pengetahuan kita tidak pernah dilakukan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam maka kita cari adakah larangannya dalam Al Qur’an dan As Sunnah atau bertentangankah dengan Al Qur’an dan As Sunnah.

Setiap perkara kebiasaan atau adat yang tidak pernah dilakukan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam , kita tetapkan hukum perkaranya kedalam hukum taklifi yang lima yakni wajib, sunnah (mandub), mubah, makruh, haram. Barulah kita memutuskan melakukan atau tidak melakukannya. Perbuatan ini termasuk dzikrullah atau mengingat Allah

Al-Imam an-Nawawi membagi bid’ah menjadi lima macam.

أن البدع خمسة أقسام واجبة ومندوبة ومحرمة ومكروهة ومباحة

“Sesungguhnya bid’ah terbagi menjadi 5 macam ; bid’ah yang wajib, mandzubah (sunnah), muharramah (bid’ah yang haram), makruhah (bid’ah yang makruh), dan mubahah (mubah)” [Syarh An-Nawawi ‘alaa Shahih Muslim, Juz 7, hal 105]

Di dalam kitab “Qawa’idul Ahkam fi Mashalihul Anam” karya Imam ‘Izzuddin bin Abdussalam (wafat 660 H/ 1262 M) cetakan “Al-Maktabah Al-Husainiyah” Mesir tahun 1353 H / 1934 M juz 2 halaman 195 diterangkan sebagai berikut:

Artinya: “Bid’ah adalah suatu pekerjaan yang tidak dikenal di zaman Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.
Bid’ah terbagi ke dalam 5 bagian, yaitu: 1. Bid’ah Wajib, 2. Bid’ah Haram, 3. Bid’ah Sunnah, 4. Bid’ah Makruh, dan 5. Bid’ah Mubah.

Adapun cara untuk mengetahui kelima bid’ah tersebut adalah engkau harus menjelaskan tentang bid’ah berdasarkan atas kaedah-kaedah hukum syara’.
Maka seandainya engkau masuk di dalam kaedah-kaedah tentang kewajiban bid’ah, maka disebut bid’ah wajib.
Seandainya engkau masuk di dalam kaedah-kaedah tentang keharaman bid’ah, maka
disebut bid’ah haram.
Seandainya engkau masuk di dalam kaedah-kaedah kesunnahan bid’ah, maka disebut bid’ah sunnah.
Seandainya engkau masuk di dalam kaedah-kaedah kemakruhan bid’ah, maka disebut bid’ah makruh.
Seandainya engkau masuk di dalam kaedah-kaedah kebolehan bid’ah, maka disebut bid’ah mubah.

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam telah bersabda adanya sunnah hasanah dan sunnah sayyiah

حَدَّثَنِي زُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ حَدَّثَنَا جَرِيرُ بْنُ عَبْدِ الْحَمِيدِ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ مُوسَى بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ يَزِيدَ وَأَبِي الضُّحَى عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ هِلَالٍ الْعَبْسِيِّ عَنْ جَرِيرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ جَاءَ نَاسٌ مِنْ الْأَعْرَابِ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَيْهِمْ الصُّوفُ فَرَأَى سُوءَ حَالِهِمْ قَدْ أَصَابَتْهُمْ حَاجَةٌ فَحَثَّ النَّاسَ عَلَى الصَّدَقَةِ فَأَبْطَئُوا عَنْهُ حَتَّى رُئِيَ ذَلِكَ فِي وَجْهِهِ قَالَ ثُمَّ إِنَّ رَجُلًا مِنْ الْأَنْصَارِ جَاءَ بِصُرَّةٍ مِنْ وَرِقٍ ثُمَّ جَاءَ آخَرُ ثُمَّ تَتَابَعُوا حَتَّى عُرِفَ السُّرُورُ فِي وَجْهِهِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً حَسَنَةً فَعُمِلَ بِهَا بَعْدَهُ كُتِبَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِ مَنْ عَمِلَ بِهَا وَلَا يَنْقُصُ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْءٌ وَمَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً سَيِّئَةً فَعُمِلَ بِهَا بَعْدَهُ كُتِبَ عَلَيْهِ مِثْلُ وِزْرِ مَنْ عَمِلَ بِهَا وَلَا يَنْقُصُ مِنْ أَوْزَارِهِمْ شَيْءٌ

Telah menceritakan kepadaku Zuhair bin Harb telah menceritakan kepada kami Jarir bin ‘Abdul Hamid dari Al A’masy dari Musa bin ‘Abdullah bin Yazid dan Abu Adh Dhuha dari ‘Abdurrahman bin Hilal Al ‘Absi dari Jarir bin ‘Abdullah dia berkata; Pada suatu ketika, beberapa orang Arab badui datang menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dengan mengenakan pakaian dari bulu domba (wol). Lalu Rasulullah memperhatikan kondisi mereka yang menyedihkan. Selain itu, mereka pun sangat membutuhkan pertolongan. Akhirnya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menganjurkan para sahabat untuk memberikan sedekahnya kepada mereka. Tetapi sayangnya, para sahabat sangat lamban untuk melaksanakan anjuran Rasulullah itu, hingga kekecewaan terlihat pada wajah beliau. Jarir berkata; ‘Tak lama kemudian seorang sahabat dari kaum Anshar datang memberikan bantuan sesuatu yang dibungkus dengan daun dan kemudian diikuti oleh beberapa orang sahabat lainnya. Setelah itu, datanglah beberapa orang sahabat yang turut serta menyumbangkan sedekahnya (untuk diserahkan kepada orang-orang Arab badui tersebut) hingga tampaklah keceriaan pada wajah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.’ Kemudian Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda: “Siapa yang melakukan satu sunnah hasanah dalam Islam, maka ia mendapatkan pahalanya dan pahala orang-orang yang mengamalkan sunnah tersebut setelahnya tanpa mengurangi pahala-pahala mereka sedikitpun. Dan siapa yang melakukan satu sunnah sayyiah dalam Islam, maka ia mendapatkan dosanya dan dosa orang-orang yang mengamalkan sunnah tersebut setelahnya tanpa mengurangi dosa-dosa mereka sedikitpun.” (HR Muslim 4830)

Kata sunnah dalam sunnah hasanah dan sunnah sayyiah bukan berarti sunnah Rasulullah karena tidak ada sunnah Rasulullah yang sayyiah (jelek).

Kata sunnah dalam sunnah hasanah dan sunnah sayyiah artinya contoh atau suri tauladan atau perkara kebiasaan yang tidak dilakukan oleh orang lain sebelumnya atau perkara baru (bid’ah) dalam kebiasaan (adat)

Dalam Syarhu Sunan Ibnu Majah lil Imam As Sindi 1/90 menjelaskan bahwa “Yang membedakan antara sunnah hasanah dengan sayyiah adalah adanya kesesuaian atau tidak dengan pokok-pokok syar’i “ maksudnya perbedaan antara sunnah hasanah dengan sayyiah adalah tidak bertentangan atau bertentangan dengan Al Qur’an dan Hadits

Sunnah Hasanah (baik) adalah contoh, suri tauladan, perkara baru (bid’ah) dalam perkara kebiasaan (adat) yang tidak menyalahi satupun laranganNya atau tidak bertentangan dengan Al Qur’an dan Hadits

Sunnah Sayyiah (buruk) adalah contoh, suri tauladan, perkara baru (bid’ah) dalam perkara kebiasaan (adat) yang menyalahi laranganNya atau bertentangan dengan Al Qur’an dan Hadits.

Berikut pendapat Imam Syafi’i ra

قاَلَ الشّاَفِعِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُ -ماَ أَحْدَثَ وَخاَلَفَ كِتاَباً أَوْ سُنَّةً أَوْ إِجْمَاعاً أَوْ أَثَرًا فَهُوَ البِدْعَةُ الضاَلَةُ ، وَماَ أَحْدَثَ مِنَ الخَيْرِ وَلَمْ يُخاَلِفُ شَيْئاً مِنْ ذَلِكَ فَهُوَ البِدْعَةُ المَحْمُوْدَةُ -(حاشية إعانة 313 ص 1الطالبين -ج )

Artinya ; Imam Syafi’i ra berkata –Segala hal (kebiasaan) yang baru (tidak terdapat di masa Rasulullah) dan menyalahi (bertentangan) dengan pedoman Al-Qur’an, Al-Hadits, Ijma’ (sepakat Ulama) dan Atsar (Pernyataan sahabat) adalah bid’ah yang sesat (bid’ah dholalah). Dan segala kebiasaan yang baik (kebaikan) yang baru (tidak terdapat di masa Rasulullah) dan tidak menyelahi (bertentangan) dengan pedoman tersebut maka ia adalah bid’ah yang terpuji (bid’ah mahmudah atau bid’ah hasanah), bernilai pahala. (Hasyiah Ianathuth-Thalibin –Juz 1 hal. 313)

Contoh bid’ah hasanah atau perkara baru (bid’ah) dalam perkara kebiasaan (adat) yang paling terkenal adalah peringatan Maulid Nabi.

Peringatan Maulid Nabi bukan termasuk bid’ah dalam urusan agama (urusan kami) namun bid’ah dalam perkara kebiasaan yang baik atau bid’ah hasanah

Imam Al hafidh Abu Syaamah rahimahullah (Guru imam Nawawi): “merupakan Bid’ah hasanah yang mulia dizaman kita ini adalah perbuatan yang diperbuat setiap tahunnya di hari kelahiran Rasul shallallahu alaihi wasallam dengan banyak bersedekah, dan kegembiraan, menjamu para fuqara, seraya menjadikan hal itu memuliakan Rasul shallallahu alaihi wasallam dan membangkitkan rasa cinta pada beliau shallallahu alaihi wasallam, dan bersyukur kepada Allah ta’ala dengan kelahiran Nabi shallallahu alaihi wasallam“.

Imam Al hafidh Ibn Abidin rahimahullah, dalam syarahnya maulid ibn hajar berkata : “ketahuilah salah satu bid’ah hasanah adalah pelaksanaan maulid di bulan kelahiran nabi shallallahu alaihi wasallam”

Imam Al Hafidh Ibnul Jauzi rahimahullah, dengan karangan maulidnya yang terkenal “al aruus” juga beliau berkata tentang pembacaan maulid, “Sesungguhnya membawa keselamatan tahun itu, dan berita gembira dengan tercapai semua maksud dan keinginan bagi siapa yang membacanya serta merayakannya”.

Imam Al Hafidh Al Qasthalaniy rahimahullah dalam kitabnya Al Mawahibulladunniyyah juz 1 hal 148 cetakan al maktab al islami berkata: “Maka Allah akan menurukan rahmat Nya kepada orang yang menjadikan hari kelahiran Nabi saw sebagai hari besar”.

Peringatan Maulid Nabi dapat kita pergunakan untuk intropeksi diri sejauh mana kita telah meneladani Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, bagi kehidupan kita hari ini maupun esok. Begitupula memperingati hari kelahiran diri sendiri dapat kita pergunakan untuk intropeksi diri sejauh mana kita mempersiapkan diri bagi kehidupan di akhirat kelak adalah bukan perkara dosa atau terlarang.

Allah Azza wa Jalla berfirman, “Wal tandhur nafsun ma qaddamat li ghad “, “Perhatikan masa lampaumu untuk hari esokmu” (QS al Hasyr [59] : 18)

Kemungkinan terjadi kesalahan adalah cara kita mengisi peringatan Maulid Nabi atau cara kita mengisi peringatan hari kelahiran itu sendiri seperti janganlah berlebih-lebihan atau bermewah-mewahan.

Sedangkan peringatan Maulid Nabi yang umumnya dilakukan mayoritas kaum muslim (as-sawad al a’zham) dan khususnya kaum muslim di negara kita sebagaimana pula yang diselenggarakan oleh umaro (pemerintah) mengisi acara peringatan Maulid Nabi dengan urutan pembacaan Al Qur’an, pembacaan Sholawat dan pengajian atau ta’lim seputar kehidupan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dan kaitannya dengan kehidupan masa kini

Wassalam
Zon di Jonggol, Kabupaten Bogor 16830;14 Januari 201


Dzikir Ratib Al Haddad

a. Makna Ratib

Ratib adalah sebuah istilah dalam bahasa Arab, yang secara harfiyah bermakna sesuatu yang disusun atau diatur. Namun makna secara istilah kurang lebih adalah rangkaian dzikir-dzikir, doa, pujian, dan juga munajat kepada Allah,  yang disusun sedemikian rupa untuk dibaca secara teratur atau rutin, sesuai dengan program yang telah dibuat.

Lafadz dzikir itu bisa saja bersumber dari Al-Quran, As-Sunnah atau pun hasil gubahan dari penyusun sebuah ratib itu sendiri. Namun meski bersumber dari Al-Quran atau sunnah nabi, peran penyusun ratib adalah membuat urut-urutannya, mana yang dibaca terlebih dahulu dan mana yang dibaca kemudian. Selain itu peran penyusun ratib juga membuat ketentuan untuk pengulangan-pengulangannya, seperti dibaca tiga kali, tujuh kali, sepuluh kali dan seterusnya.

Biasanya para menyusun ratib ini kemudian mengamalkan atau melafadzkan rangkaian ratibnya itu secara periodik, atau pada tiap kesempatan tertentu, sesuai dengan selera dan kehendaknya. Bahkan para penyusun ratib ini juga mengajarkan karyanya itu kepada para muridnya. Bahkan berpesan agar para murid itu selalu setiap membacanya sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan sang guru.

b. Ratib Haddad

Kalau kita sering mendengar istilah Ratib Haddad, maka itu adalah nama sebuah jenis ratib, yang konon disusun oleh orang yang bernama atau berjulukan Al-Haddad.

Kalau mendengar nama Al-Haddad, bayangan kita pasti akan langsung mengarah ke negeri Yaman. Al-Haddad adalah nama sebuah marga yang masyhur di negeri itu. Secara harfiyah kata haddad berasal dari kata besi, barangkali keluarga atau marga itu dijuluki al-haddad karena asalnya merupakan pandai besi, wallahua'lam.

Nama asli pengarang ratib Al-Haddad ini adalah Al-Habib Abdullah bin alwi bin muhammad Al-Haddad. Sebenarnya beliau bukan hanya mengarang satu ratib, namun dari beberapa banyak doa-doa dan dzikir-dzikir yang beliau karang, Ratib Al-Haddad inilah yang paling terkenal dan masyur.

Al-Haddad diperkirakan hidup disekitar tahun 1000-an hijriyah, kurang lebih 400-an tahun yang lalu. Sebab ada keterangan bahwa ratib Al-Haddad disusun konon berdasarkan inspirasi, pada malam lailatul Qodar 27 Romadhon 1071 H.

Ratib karangannya ini kemudian semakin populer ketika pengarangnya pindah ke Mekkah dan Madinah, dan mengajarkannya di negeri itu. Maka tersebarlah ratib ini hingga ke berbagai negeri, salah satunya sampai ke tanah air kita. Tentu penyebarannya tidak lepas dari keaktifan para murid beliau yang rajin mengkampanyekan ratib ini dalam berbagai kesempatan.

Masjid di depan rumah saya, tiap malam Jumat habis Maghrib hingga Isya' tidak pernah lepas dari pembacaan ratib ini. Lantunan pembacaanya sudah sangat akrab di telinga saya, sejak saya masih kanak-kanak.

Khasiat Ratib

Entah benar entah tidak, tetapi salah satu yang membuat banyak orang tertarik untuk menggelar ratib haddad ini adalah janji atau iming-iming yang sering disebut-sebut oleh para kiyai di kampung, bahwa ratib ini bila dibaca rutin akan dapat menolak bala dan bencana.

Konon dahulu, awal mula bagaimana ratib ini disusun oleh pengarangnya, juga ketika kampungnya sedang mengalami bencana, yaitu munculnya aliran yang sesat dan menyesatkan serta merusak aqidah umat. Lalu masyarakat diajak untuk melafadzkan ratib ini secara rutin hingga akhirnya bencana itu hilang dengan sendirinya.

Sebuah keterangan menyebutkan bahwa konon dahulu ratib Al-Haddad ini disusun untuk memenuhi permintaan seorang murid beliau yang bernama Amir dari keluarga Bani Sa’ad yang tinggal di Syibam, salah satu perkampungan di Hadromaut, Yaman. Tujuan Amir meminta Habib Abdullah untuk mengarang Ratib, Agar diadakan suatu wirid dan dzikir dikampungnya, agar mereka dapat mempertahankan dan menyelamatkann diri dari ajaran sesat yang sedang melanda Hadromaut ketika itu.

Pertama kalinya Ratib ini hanya dibaca dikampung Amir sendir,i yaitu kota Syibam setelah mendapat izin dan ijazah dari Al-Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad sendiri. Selepas itu, Ratib ini pun dibaca di masjid Al-Hawi milik beliau yang di kota Tarim. Pada kebiasaan Ratib ini dibaca secara berjamaah setelah sholat ‘isya’.

Semakin kesini semakin banyak saja kisah dan cerita yang disampaikan dari mulut ke mulut tentang khasiat dari ratin ini bila dibaca. Ada yang selamat dari perampokan, makar, kekacauan sosial, bahkan sampai ancaman dari kehancuran berbagai jenis bencana alam. Kalau kita kumpulkan, maka halaman ini tidak akan cukup untuk menyampaikan berbagai kisah 'ajaib' tentang khasiat ratib ini.

Tetapi intinya, para pendukung atau melantun ratib ini umumnya meyakini bahwa ratib ini dibaca demi untuk menolak bahaya atau bencana.

Lafadz Ratib Haddad

Kalau kita teliti, lafadz atau isi bacaan pada ratib Haddad terdiri dari ayat-ayat Al-Quran, seperti surat Al-Fatihah, ayat Kursi kemudian diteruskan dengan bacaan-bacaan yang bersifat meminta perlindungan kepada Allah. Lalu diteruskan dengan membaca Surah Al Ikhlas, Surah Al Falaq, Surah Annas. Dan masih beberapa lafadz lainnya, yang sebenarnya tidak ada satu pun isinya yang bertentangan.

Perbedaan Pendapat

Kalau pun ada yang dipermasalahkan, maka kurang lebih mencakup beberapa hal :

1. Hukum Membuat atau Menyusun Ratib

Para ulama berbeda pendapat tentang hukum menyusun lafadz-lafadz dzikir dan do'a, yang dijadikan sebuah bentuk yang baku. Sehingga seolah-olah susunan itu datang dari Rasulullah SAW langsung, padahal sebenarnya hanya hasil penyusunan dari orang lain.

Sebagian kalangan berpendapat tidak mengapa bila kita melazimkan untuk membaca susunan do'a karya seseorang, secara rutin setiap hari, atau setiap jadwal waktu yang telah diprogramkan, sebab tidak ada dalil yang melarangnya. Yang penting jangan sampai tidak dibaca, karena perintah untuk berdzikir dan berdoa sangat banyak dan bertebaran dimana-mana.

Sedangkan kalau seseorang menyusun lafadz do'a dan dzikir sendiri, sesuai dengan selera, lalu dibaca secara rutin sesuai jadwal yang ditentukan sendiri, tentu tidak menjadi masalah. Bahkan kalau pun juga dia mengajak para muridnya untuk merutinkannya.

Sementara sebagian kalangan beranggapan bahwa meski pun lafadz do'a dan dzikir bersumber dari Al-Quran dan As-Sunnah, tetapi kalau cara membaca serta jadwalnya sudah ditentukan sedemikian rupa, maka seolah-olah kita telah menciptakan sebuah ritual ibadah baru, yang mana Rasulullah SAW tidak pernah mengajarkannya.

Dalam pandangan mereka, yang jadi masalah bukan lafadznya, tetapi ritual pembacaannya yang bermasalah. Karena dibaca secara berjamaah, dengan paduan suara, dibaca dengan mengikuti susunan tertentu, dan dibaca secara rutin setiap waktu. Semua itu dianggap bermasalah, karena tidak ada tuntunannya dari Rasulullah SAW.

Kita berada pada dua kutub ini, yaitu antara mereka yang membolehkan dan yang melarang. Di negeri kita, kalangan yang mendukung misalnya dari Nahdyiyyin dan sejenisnya, sedangkan yang melarangnya kebanyakan berasal dari Muhammadiyah dan sejenisnya.

2. Hukum Meyakini Bahwa Ratib Tertentu Punya Khasiat Tertentu

Permasalahan kedua adalah tentang khasiat tertentu yang seringkali dijadikan iming-iming, ketika kita membaca jenis ratib tertentu. Sebagian memperbolehkan adanya keyakinan atas khasiat tetentu, sedangkan yang lainnya melarang.

Mereka yang membolehkan berhujjah bahwa yang namanya pertolongan Allah SWT terbuka buat siapa saja yang berdoa dan meminta. Sehingga kalau ada yang membaca ratib Haddad ini lalu berharap mendapatkan berbagai macam khasiat berupa pertolongan dari Allah SWT, tentu tidak boleh dihalangi. Memang tujuan dari membaca ratib adalah untuk mendapatkan berbagai pertolongan dari Allah SWT.

Sedangkan mereka yang menolaknya berhujjah bahwa kebanyakan kisah-kisah 'ajaib' yang disampaikan itu hanya merupakan hayal dan omong kosong yang tidak bisa dibuktikan. Jadi dianggap sekedar iming-iming yang belum tentu benar. Sebab semau iming-iming itu tidak berasal dari Rasulullah SAW. Dan yang pasti tidak ada jaminan dari Rasulullah SAW bahwa mereka yang membaca ratib Haddad itu akan jadi begini atau jadi begitu.

Bahkan sebagian kalangan memperingatkan, kalau keyakinan itu berlebihan, nanti bisa sampai kepada syirik.

Kenapa?

Karena orang-orang bukan meyakini bahwa Allah SWT yang memberi pertolongan, tetapi justru ratib itulah yang mendapatkan berbagai keajaiban. Padahal seharusnya tidak boleh begitu. Kita tidak dibenarkan berharap mendapatkan pertolongan dari bacaan, melainkan dari Allah SWT sendiri.

3. Hukum Mengirim Pahala Bacaan Quran dan Dzikir

Masalah yang ketiga adalah masalah yang sudah amat klasik di dunia Islam, yaitu tentang apakah pahala bacaan Al-Quran atau lafadz-lafadz dzikir yang kita ucapkan itu bisa kita transfer pahalanya kepada orang yang sudah meninggal dunia. Dan masalah inilah barangkali yang menjadi inti dari pertanyaan di atas, yaitu apa yang disebut dengan istilah wasilah atau perantaraan.

Jawabnya, lagi-lagi ini adalah masalah khilafiyah yang sudah cukup panjang didiskusikan oleh para ulama. Intinya, kita tidak bisa menafikan salah satu pendapat dari dua pendapat yang berbeda. Posisi kita yang lebih tepat barangkali adalah menerima dengan lapang dada adanya kedua perbedaan pendapat itu.

Sebab masing-masing pendapat itu ternyata didukung dengan dalil-dalil yang amat kuat bahkan sulit terbantahkan. Dasar pendapat masing-masing juga berdasarkan Al-Quran dan As-Sunnah yang shahih.

Sekedar informasi singkat, para ulama yang menyakini bahwa pahala bacaan Al-Quran itu bisa 'dihadiahkan'  kepada orang yang sudah mati diantaranya adalah Ibnu Taimiyah dan Ibnul Qayyim. Anehnya, di negeri kita, justru keduanya lebih sering dipuja oleh kalangan yang anti dengan mengirim hadiah pahala kepada orang mati.

Sebaliknya, diantara yang sering disebut-sebut menolak sampainya pahala bacaan Al-Quran kepada orang mati justru Al-Imam Asy-Syafi'i sendiri, dimana kebanyakan mereka yang aktif suka berkirim-kirim pahala kepada orang mati, justru bermadzhab Syafi'i.

Maka fenomena ini menjadi sebuah paradoks, atau menjadi apa yang diistilahkan dengan anomali.

Jadi posisi kita netral saja, tidak menyalahkan yang mana dan tidak pula harus anti dengan yang mana. Semuanya toh kembali kepada hujjah dan argumen para ulama yang bersifat ijtihadi.

Wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Ahmad Sarwat, Lc., MA

--------------------------------------

By :  Muham Rama

TEKS ROTIB AL-HADDAD DAN TERJEMAH
ROTIBUL-HADDAD
راتب الحداد
1. بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. اَلْحَمْدِ للهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ. الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ.    مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ. إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ. اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ.    صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ. غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلاَ الضَّالِّينَ..
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji  bagi Allah, Tuhan semesta alam. Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Yang menguasai  di Hari Pembalasan Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan Tunjukilah  kami jalan yang lurus, yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri ni’mat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.
Dalam kitab Zadul Musafirin diceritakan bahwa kaisar Romawi menulis surat kepada khalifah Umar bin Khattab yang isinya: Aku baca di kitab Injil bahwa siapa yang membaca satu surat yang tidak terdapat didalamnya 7 huruf, yaitu tsa (ث),kha (خ), zha (ظ), fa (ف), za (ز), jim (ج) dan syin (ش), siapa yang membaca surat ini maka Allah akan mengharamkan tubuhnya tersentuh api neraka, maka kami mencarinya dalam kitab Zabur, dan kitab Taurat tetapi tidak kami temukan, apakah surat itu terdapat pada kitab kalian? Setelah membaca surat ini khalifah Umar mengumpulkan pada sahabat dan menceritakan tentang isi surat dari kaisar tersebut, maka salah seorang sabahat Ubay bin Ka’ab
mengatakan bahwa yang dimaksud oleh kaisar itu adalah surat Al-Fatihah, setelah mendengar itu khalifa Umar langsung mengirimkan jawabannya, tidak lama setelah mengetahui itu kaisar tersebut masuk Islam.
2. اَلله ُلاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ. لاَ تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلاَ نَوْمٌ. لَهُ مَا فِي السَّمٰوَاتِ وَمَا فِي اْلأَرْضِ. مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلاَّ بِإِذْنِهِ. يَعْلَمُ مَا  بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ. وَلاَ يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلاَّ بِمَا شَۤاءَ. وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمٰوَاتِ وَاْلأَرْضَ. وَلاَ يَؤُدُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ..

Allah, tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan Dia, Yang Tetap hidup, Yang Kekal selama-lamanya. Yang tidak mengantuk dan tidak tidur. Yang memiliki segala yang ada di langit dan di bumi. Tiada sesiapa yang dapat memberi syafaat di sisi-Nya melainkan dengan izin-Nya. Yang mengetahui apa yang ada di hadapan mereka dan apa yang ada di belakang mereka, sedang mereka tidak mengetahui sesuatu pun dari ilmu Allah melainkan apa yang Allah kehendaki. Luasnya Kursi Allah meliputi langit dan bumi; dan tiadalah menjadi keberatan kepada Allah menjaga serta memelihara keduanya. Dan Dialah Yang Maha Tinggi, lagi Maha Besar. (Surah 2 al-Baqarah Ayat 255 Ayat-al-Kursi)  
Ayat Kursi ini mengandung khasiat yang besar. Terdapat 99 buah hadits yang menerangkan fadhilahnya. Di antaranya ialah untuk menolak syaitan, benteng pertahanan, melapangkan fikiran dan menambahkan iman.
  3اٰمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ. كُلٌّ اٰمَنَ بِاللهِ  وَمَلٰۤئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ. لاَ نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْ رُسُلِهِ. وَقَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ. لاَ يُكَلِّفُ الله ُ نَفْسًا إِلاَّ وُسْعَهَا. لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ. رَبَّنَا لاَ تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ   أَخْطَأْنَا. رَبَّنَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا.  رَبَّنَا وَلاَ تُحَمِّلْنَا مَا لاَ طَاقَةَ لَنَا بِهِ. وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا.   أَنْتَ مَوْلاَنَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ
Rasulullah telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, dan juga orang-orang yang beriman; semuanya beriman kepada Allah, dan Malaikat-malaikatNya, dan Kitab-kitabNya, dan Rasul-rasulNya. (Katakan): “Kami tidak membedakan antara seorang rasul dengan rasul-rasul yang lain".  Mereka berkata lagi: Kami dengar dan kami taat (kami mohonkan) keampunanMu wahai Tuhan kami, dan kepadaMu jualah tempat kembali” (Surah 2: Al Baqarah Ayat 285)
Diriwayatkan daripada Abu Mas'ud al-Badri r.a katanya: Rasulullah s.a.w pernah bersabda: Dua ayat terakhir dari surah al-Baqarah, memadai kepada seseorang yang membacanya pada malam hari sebagai pelindung dirinya.
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai kemampuannya. Ia mendapat pahala atas kebaikan yang diusahakannya, dan ia juga menanggung dosa atas kejahatan yang diusahakannya. (Mereka berdoa dengan berkata): "Wahai Tuhan kami! Janganlah Engkau siksa kami jika kami lupa atau kami tersalah. Wahai Tuhan kami ! Janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana yang telah Engkau bebankan kepada orang-orang yang terdahulu daripada kami. Wahai Tuhan kami! Janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang kami tidak berdaya memikulnya. Dan maafkanlah kesalahan kami, serta ampunkanlah dosa kami, dan berilah rahmat kepada kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami untuk mencapai kemenangan terhadap kaum-kaum yang kafir”
(Surah 2: al-Baqarah  Ayat 286)
  Dari Muslim, diriwayatkan daripada Abdullah ibn Abbas r.a.: Apabila Jibril sedang duduk dengan Rasulullah s.a.w., dia mendengar bunyi pintu di atasnya. Dia mengangkat kepalanya lalu berkata: “Ini ialah bunyi sebuah pintu di syurga yang tidak pernah dibuka.” Lalu satu malaikat pun turun, dan Jibril berkata lagi, “Ia malaikat yang tidak pernah turun ke bumi” Malaikat itu memberi salam lalu berkata, “Bersyukurlah atas dua cahaya yang diberi kepadamu yang tidak pernah diberi kepada rasul-rasul sebelummu-“Fatihat al-Kitab dan ayat penghabisan Surah al-Baqarah”. Kamu akan mendapat manfaat setiap kali kamu membacanya. 
4. لاَ اِلٰهَ إِلاَّ الله ُوَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِىْ وَيُمِيْتُ، وَهُوَ عَلٰى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ.. (3×)
Tiada Tuhan Melainkan Allah, Yang satu dan tiada sekutu bagi- Nya. Bagi-Nya segala kekuasaan, dan bagi-Nya segala pujian. Dialah yang menghidupkan dan yang mematikan, dan Dia sangat berkuasa atas segala sesuatu  (3X)
  Dari Bukhari, Muslim dan Malik, diriwayatkan daripada Abu Hurairah; Rasulullah s.a.w berkata, “Barangsiapa membaca ayat ini seratus kali sehari, pahalanya seperti memerdekakan sepuluh orang hamba, Seratus kebajikan dituliskan untuknya dan seratus keburukan dibuang darinya, dan menjadi benteng dari gangguan syaitan sepanjang hari.”
5. سُبْحَانَ اللهِ، وَالْحَمْدُ ِللهِ، وَلاَ اِلٰهَ إِلاَّ الله ُ، وَالله ُأَكْبَرُ.. (3×)
Maha suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada Tuhan melainkan Allah dan Allah Tuhan Yang Maha Besar. (3X)
 Dari Muslim, diriwayatkan oleh Samurah ibn Jundah: Rasulullah s.a.w bersabda: Zikir-zikir yang paling dekat di sisi Allah adalah empat, iaitu tasbih, takbir, tahmid dan tahlil, tidak berbeda yang mana aturannya apabila engkau berdzikir kepada Alloh SWT
6. سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ، سُبْحَانَ اللهِ الْعَظِيْمِ.. (3×)
Maha suci Allah segala puji khusus bagi-Nya, Maha suci Allah Yang Maha Agung. (3X)
 Dari Bukhari, diriwayatkan daripada Abu Hurairah r.a.: Rasulullah s.a.w. bersabda:  Dua dzikir yang mudah di atas lidah tetapi berat pahalanya dan disukai oleh Allah ialah: 'SubhanAllah al-Azim dan 'SubhanAllah wa bihamdihi.'” 
7. رَبَّنَا اغْفِرْلَنَا وَتُبْ عَلَيْنَا، إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ.. (3×)
Ya Allah ampunlah dosaku dan terimalah taubatku, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun Lagi Maha Penyayang. (3X)
  Surah 4: An-Nisa’; Ayat 106: “Dan hendaklah engkau memohon ampun kepada Allah; kerana sesungguhnya Allah Maha Pengampun, lagi Maha Mengasihani. Juga pada Surah 11: Hud; Ayat 90
8. اَللّهُمَّ صَلِّ عَلٰى مُحَمَّدٍ، اَللّهُمَّ صَلِّ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ.. (3×)
Ya Allah, cucurkan selawat ke atas Muhammad, Ya Allah, cucurkan selawat ke atasnya dan kesejahteraan-Mu.    (3X)
Surah 33; Al-Ahzab, Ayat 56: Sesungguhnya Allah dan malaikat-Nya bersholawat ke atas Nabi; wahai orang-orang yang beriman bersholawatlah kamu kepadanya serta ucapkanlah salam dengan penghormatan yang sepenuhnya.
Dari Muslim, diriwayatkan daripada Abdullah bin Amr: Rasulullah s.a.w. bersabda: “barangsiapa bersholawat kepadaku sekali, Allah akan bersholawat kepadanya sepuluh kali.
9. أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ.. (3×)
Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan makhluk-Nya. (3X)
 Dari Abu Dawud dan Tirmidhi, Rasulullah s.a.w. bersabda:  “Barangsiapa yang membaca doa ini tiga kali, tdak akan terjadi bahaya  atasnya.”
.10 بِسْمِ اللهِ الَّذِىْ لاَ يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْئٌ فِى اْلأَرْضِ وَلاَ فِى السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ.. (3×)
Dengan nama Allah yang dengan nama-Nya tiada sutu pun, baik di bumi maupun di langit dapat memberi bencana, dan Dia Maha Mendengar Lagi Maha Mengetahui. (3X)
 Dari Ibn Hibban; Nabi Muhammad s.a.w bersabda: “Hamba-hamba Allah yang membaca doa ini pada waktu pagi dan petang tiga kali, tiada kesakitan akan dialaminya.”
11. رَضِيْنَا بِاللهِ رَبًّا، وَبِاْلإِسْلاَمِ دِيْنًا، وَبِمُحَمَّدٍ نَبِيًّا.. (3×)
Kami ridha Allah sebagai Tuhan kami, Islam sebagai Agama kami dan Muhammad sebagai Nabi kami.            (3X)
Surah 3: Ali-Imran Ayat 19: Sesungguhnya agama (yang benar dan diridhoi) di sisi Allah ialah Islam.
Dari Abu Daud dan Tirmidzi; Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: “Barangsiapa membaca ayat ini di pagi dan petang hari akan masuk ke syurga.”
 12. بِسْمِ اللهِ، وَالْحَمْدُ ِللهِ، وَالْخَيْرُ وَالشَّرُّ بِمَشِيْئَةِ اللهِ.. (3×)
Dengan Nama Allah, segala pujian bagi-Nya, dan segala kebaikan dan kejahatan adalah kehendak Allah.             (3X)
 Diriwayatkah oleh Abu Hurairah: Rasulullah s.a.w. bersabda: Wahai Abu Hurairah, bila kamu keluar  untuk berniaga, bacakan ayat ini supaya ia membawa kamu ke jalan yang benar.  Dan setiap perbuatan mesti bermula dengan ‘Bismillah’ dan penutupnya ialah “Alhamdulillah”.
13. اٰمَنَّا بِاللهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ، تُبْنَا اِلَى اللهِ بَاطِنًا وَ ظَاهِرًا.. (3×)
Kami beriman kepada Allah dan Hari Akhirat, dan kami bertaubat kepada Allah batin dan dzohir. (3X)
 Surah at-Tahrim Ayat 8: Wahai orang-orang yang beriman! Bertaubatlah kamu kepada Allah dengan “Taubat Nasuha”.
Diriwayatkan oleh Ibn Majah: Rasulullah bersabda: Orang yang bertaubat itu adalah kekasih Allah. Dan orang yang bertaubat itu ialah seumpama orang yang tiada apa-apa dosa.”
14. يَا رَبَّنَا وَاعْفُ عَنَّا وَامْحُ الَّذِىْ كَانَ مِنَّا.. (3×)
Ya Tuhan kami, maafkan kami dan hapuskanlah apa-apa (dosa) yang ada pada kami.      (3X)
Dari Tirmidhi dan Ibn Majah: Rasulullah s.a.w. berada di atas mimbar dan menangis lalu beliau bersabda: Mintalah pengampunan dan kesehatan daripada Allah, sebab setelah kita yakin, tiada apa lagi yang lebih baik daripada kesehatan  
Surah 4: An-Nisa’: Ayat 106: “Dan hendaklah engkau memohon ampunan kepada Allah; sesungguhnya Allah itu Maha Pengampun, lagi Maha Pengasih.”  
15. يَا ذَاالْجَلاَلِ وَاْلإِكْرَامِ، أَمِتْنَا عَلَى دِيْنِ اْلإِسْلاَمِ.. (7×)
Wahai Tuhan yang mempunyai sifat Keagungan dan sifat Pemurah, matikanlah kami dalam agama Islam . (7X)
 Dan dari Tirmidhi, Rasulullah s.a.w. menyatakan di dalam sebuah hadits bahwasanya barangsiapa yang berdoa dengan nama-nama Allah dan penuh keyakinan, doa itu pasti dikabulkan Allah.

16. يَا قَوِيُّ يَا مَتِيْنُ، اِكْفِ شَرَّ الظَّالِمِيْنَ.. (3×)
Wahai Tuhan yang Maha Kuat lagi Maha Gagah, hindarkanlah kami dari kejahatan orang-orang yang dzolim. (3X)
 Seperti di atas (16); Merujuk hadits Rasulullah s.a.w, barangsiapa yang tidak boleh mengalahkan musuhnya, dan mengulangi Nama ini dengan niat tidak mahu dicederakan akan bebas dari dicederakan musuhnya.
17. أَصْلَحَ الله ُ أُمُوْرَ الْمُسْلِمِيْنَ، صَرَفَ الله ُشَرَّ الْمُؤْذِيْنَ.. (3×)
Semoga Allah memperbaiki urusan kaum muslimim dan menghindarkan mereka dari kejahatan orang-orang yang suka menggangu.   (3X)
 Diriwayatkan oleh Abu Darda’ bahawasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: “Tiada seorang mukmin pun yang berdoa untuk kaumnya yang tidak bersamanya, melainkan akan didoakan oleh Malaikat, “Sama juga untukmu”.
18. يَا عَلِىُّ يَا كَبِيْرُ، يَا عَلِيْمُ يَا قَدِيْرُ، يَا سَمِيْعُ يَا بَصِيْرُ، يَا لَطِيْفُ يَا خَبِيْرُ.. (3×)
Wahai Tuhan Yang Maha Mulia, lagi Maha Besar, Yang Maha Mengetahui lagi Sentiasa Sanggup, Yang Maha Mendengar lagi Melihat. Yang Maha Lemah-Lembut lagi Maha Mengetahui            (3X)
 Surah 17: Al Israil: Ayat 110: “Katakanlah (wahai Muhammad): "Serulah nama “Allah” atau “Ar-Rahman”, yang mana sahaja kamu serukan; kerana Allah mempunyai banyak nama yang baik serta mulia. Dan janganlah engkau nyaringkan bacaan doa atau sholatmu, juga janganlah engkau perlahankannya, dan gunakanlah saja satu cara yang sederhana antara itu."
19. يَا فَارِجَ الْهَمِّ، يَا كَاشِفَ الْغَمِّ، يَا مَنْ لِعَبْدِهِ يَغْفِرُ وَيَرْحَمُ.. (3×)
Wahai Tuhan yang melegakan dari kesusahan, lagi melapangkan dada dari rasa sempit. Wahai Tuhan yang mengampuni dan menyayangi hamba-hamba-Nya.      (3X)
 Dari Abu Dawud, diriwayatkan daripada Anas ibn Malik: “Ketika saya bersama Rasulullah s.a.w., ada seseorang berdoa, “Ya Allah saya meminta karena segala pujian ialah untuk-Mu dan tiada Tuhan melainkan-Mu, Kamulah yang Pemberi Rahmat dan yang Pengampun, Permulaan Dunia dan Akhirat, Maharaja Teragung, Yang Hidup dan Yang Tersendiri”.
Rasulullah s.a.w. bersabda: “Dia berdoa kepada Allah menggunakan sebaik-baik nama-nama-Nya, Allah akan mengabulkan karena apabila diminta dengan nama-nama-Nya Allah akan memberi.
20. أَسْتَغْفِرُ الله َرَبَّ الْبَرَايَا، أَسْتَغْفِرُ الله َمِنَ الْخَطَايَا.. (3×)
Aku memohon pengampunan Allah Tuhan Pencipta sekalian makhluk, aku memohon ampunan Allah dari segala kesalahan.     (3X)
 Surah 4: An-Nisa’: Ayat 106: “Dan hendaklah engkau memohon keampunan daripada Allah; sesungguhnya Allah itu Maha Pengampun, lagi Maha Pengasih.”
Surah 11: Hud: Ayat 90: “Dan mintalah keampunan Tuhanmu, kemudian kembalilah taat kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengasih, lagi Maha Pengasih”
فَاعْلَمِ اْلمَعبُوْد
21. لاَ اِلٰهَ اِلاَّ الله لاَ اِلٰهَ اِلاَّ الله..ُ (52×)
Tiada Tuhan Melainkan Allah  (25X)
Komentar tentang kalimah tauhid sangat panjang. Kalimah “La ilaha illallah” ini adalah kunci syurga. Diriwayatkan oleh Abu Dzar bahawa Rasulullah s.a.w. bersabda: “Allah tidak membenarkan seseorang masuk ke neraka jikalau dia mengucapkan kalimah tauhid ini berulang-ulang kali.”
 22. مُحَمَّدٌ رَّسُوْلُ اللهِ صَلَّى الله ُعَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَرَّفَ وَكَرّمَ وّمَجَّدَ وَعَظَّمَ وَرَضِىَ الله ُتَعَالَى عَنْ اَهْلِ بَيْتِهِ الطَّيَّبِيْنَ الطَّاهِريْنَ وَاَصْحَابِهِ اْلاَكْرَمِيْنَ اْلمُهْتَدِيْنَ وَاَزْوَاجِهِ الطَّاهِرَاتِ اُمَّهَاتِ اْلمؤمنين وَالتَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِأحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَعَلَيْناَ مَعَهُمْ وَفِيْهِمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
Muhammad Rasulullah, Allah Mencucurkan Sholawat dan Kesejahteraan atas beliau dan keluarganya. semoga dimuliakan, diagungkan, dan dijunjung kebesarannya. Serta Allah Ta'ala ridhoi atas sekalian keluarga dan sahabat Rasulullah, sekalian tabi'in dan yang mengikuti mereka dengan kebaikan dari hari ini sehingga Hari Kiamat, dan semoga kita bersama mereka dengan rahmat-Mu wahai Yang Maha Pengasih daripada yang mengasihi
23. بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. قُلْ هُوَ الله ُأَحَدٌ. اَلله ُالصَّمَدُ. لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْ. وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ.. (3×)
Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Katakanlah (wahai Muhammad): “Dialah Allah Yang Maha Esa; Allah Yang menjadi tumpuan segala permohonan; Ia tidak beranak, dan Ia pula tidak diperanakkan; Dan tidak ada apapun yang sebanding dengan-Nya.  Surah Al-Ikhlas (3X)
 Dari Imam Bukhari, diriwayatkan daripada Abu Sa’id al-khudri; seseorang mendengar bacaan surah al-Ikhlas berulang-ulang di masjid. Pada keesokan paginya dia datang kepada Rasulullah s.a.w. dan sampaikan perkara itu kepadanya sebab dia menyangka bacaan itu tidak cukup dan lengkap. Rasulullah s.a.w berkata, “Demi tangan yang memegang nyawaku, surah itu seperti sepertiga al Quran!”
Dari Al-Muwatta', diriwayatkan oleh Abu Hurairah; Saya sedang berjalan dengan Rasulullah s.a.w, lalu beliau mendengar seseorang membaca surah al-Ikhlas. Baginda berkata, “Wajiblah.” Saya bertanya kepadanya, “Apa ya Rasulallah?” Baginda menjawab, “Syurga” (Wajiblah syurga bagi si pembaca itu)
24. بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. قُلْ أَعُوْذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ. مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ. وَمِنْ شَرِّ  غَاسِقٍ اِذَا وَقَبَ. وَمِنْ شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِى الْعُقَدِ. وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ اِذَا حَسَدَ.. (1×)
Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Katakanlah (wahai Muhammad); “Aku berlindung dengan Tuhan yang menciptakan cahaya subuh, daripada kejahatan makhluk-makhluk yang Ia ciptakan; dan daripada kejahatan malam apabila ia gelap gelita; dan daripada (ahli-ahli sihir) yang menghembus pada simpul-simpul ikatan; dan daripada kejahatan orang yang dengki apabila ia melakukan kedengkiannya”.  
Surah Al-Falaq 
Diriwayatkan daripada Aisyah r.a katanya: Rasulullah s.a.w biasanya apabila ada salah seorang anggota keluarga baginda yang sakit, baginda menyemburnya dengan membaca bacaan-bacaan. Sementara itu, ketika baginda menderita sakit yang menyebabkan baginda wafat, aku juga menyemburkan baginda dan mengusap baginda dengan tangan baginda sendiri, karena tangan baginda tentu lebih banyak berkahnya daripada tanganku.
25. بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. قُلْ أَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِ. مَلِكِ النَّاسِ اِلٰهِ النَّاسِ. مِنْ   شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ. الَّذِىْ يُوَسْوِسُ فِىْ صُدُوْرِ النَّاسِ. مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ.. (1×)
Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Katakanlah (wahai Muhammad): “Aku berlindung dengan Tuhan sekalian manusia. Yang Menguasai sekalian manusia, Tuhan yang berhak disembah oleh sekalian manusia, Dari kejahatan pembisik penghasut yang timbul tenggelam, Yang melemparkan bisikan dan hasutannya ke dalam hati manusia, dari kalangan jin dan manusia”.     Surah An-Nas 
Dari Tirmidhi diriwayatkan daripada Abu Sa’id al-Khudri; Nabi Muhammad s.a.w selalu meminta perlindungan daripada kejahatan jin dan perbuatan hasad manusia. Apabila surah al-falaq dan an-nas turun, baginda ketepikan yang lain dan membaca ayat-ayat ini
الفَاتِحَة اِلىَ رُوْحِ سَيدِنا الشيخ الكبير القُطْبِ االشَّهِيْر الفقيه المُقَدم مُحمد بن عَلِي بَاعَلَوِىٍّ وَاُصُوْلِهِ وَفُرُوْعِهِ وَجَمِيعِ سَادتنا ال باعلوي  اَنَّ الله  يُعْلِيْ دَرَجَاتِهِمْ فِى الْجَنَّةِ وَيعيد علينا من بركاتهم واسرارهم وَعُلُوْمِهِمْ وَنَفَحَاتِهِمْ فِى الدِّيْنِ وَالدُّنْيَا وَاْلاٰخِرَةِ. الفَـاتِحَة
Kita membaca al-fatihah ini dengan niat semoga Allah menyapaikan pahalanya kepada ruh suci junjungan guru kami yang mulia al-Faqih al-Muqaddam Muhammad bin al-Baalawi, nenek moyang dan anak cucu mereka, dan kepada semua pembesar keluarganya al-baalwi dan nenek moyang serta anak cucunya semoga Allah meninggikan derajat mereka disurga, memperbesar ganjaran mereka, melipat gandakan kebaikan mereka, memberikan manfaat dan melimpahkan keberkatan, rahasia-rahasia, cahaa dan ilmu mereka kepada kita, dalam urusan agama, dunia, dan akhirat. Al-fatihah
 اَلْفَاتِحَةَ إِلَى أَرْوَاحِ ساَدَاتِنَا الصُّوْفِيَّةِ أَيْنَمَا كَانُوا فِي مَشَارِقِ الأَرْضِ وَمَغَارِبِهَا أَنَّ اللهَ يَحْمِيْنَا بِحِمَايَتِهِمْ وَيُمِدُّنَا بِمَدَدِهِمْ وَيُعِيْدُ عَلَيْنَا مِنْ بَرَكَاتِهِمْ وَاَسْرَارهِمْ وَانْوَارِهِمْ وَعُلُوْمِهِمْ وَنَفَحَاتِهِمْ فِى الدِّيْنِ وَالدُّنْيَا وَاْلاَخِرَةْ. الفَـاتِحَة
Kita membaca al-fatihah ini dengan niat semoga Allah menyampaikan pahalanya kepada arwah suci para  shufi dimanapun arhwa mereka berada, di timur atau barat, semoga Allah meninggikan derajat mereka disurga, memperbesar pahala mereka, melipat gandakan kebaikan mereka, dan melindungi kita dengan berkat kemuliaan mereka, memberikan manfaat dan melimpahkan keberkatan, rahasia-rahasia, cahaya-cahaya dan ilmu mereka kepada kita dalam urusan agama, dunia, dan akhirat al-fatihah:
الفَاتِحَةَ اِلَى رُوْح سَيِّدِنَا الشَّيْخِ اْلكَبِيْر اَلْقُطْبِ الشَّهِيْر الْحَبِيْبِ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَلَوِىِّ ابْنِ مُحَمَّدِ الْحَدَّادِ صَاحِبِ الرَّاتِبِ  وَاُصُوْلِهِ وَفُرُوْعِهِ وَجَمِيْعِ سَادَتِنَا اَلِ بَاعَلَوِي اَنَّ اللهَ  يُعْلِيْ دَرَجَاتِهِمْ فِى الْجَنَّةِ وَيُعِيْدُ عَلَيْنَا مِنْ بَرَكَاتِهِمْ وَاَسْرَارِهِمْ وَاَنْوَارِهِمْ وَعُلُوْمِهِمْ وَنَفَحَاتِهِمْ فِى الدِّيْنِ وَالدُّنْيَا وَاْلاٰخِرَةِ. الفَـاتِحَة
Kita membaca al-fatihah ini dengan niat semoga Allah menyampaikan pahalanya kepada ruh suci junjungan guru kami yang mulia al-Faqih al-Muqaddam Muhammad bin al-Baalawi, nenek moyang dan anak cucu mereka, dan kepada semua pembesar keluarganya al-abaalwi dan nenek moyang serta anak cucunya semoga Allah meninggikan derajat mereka disurga, memperbesar ganjaran mereka, melipat gandakan kebaikan mereka, memberikan manfaat dan melimpahkan keberkatan, rahasia-rahasia, cahaa dan ilmu mereka kepada kita, dalam urusan agama, dunia, dan akhirat. Al-fatihah:
الفَاتِحَة اَنَّ اللهَ يُغِيْثُ اْلمُسْلِمِيْن وَيَرْحَمُ اْلمُسْلِمِيْن وَيُفَرِّجُ عَلَى اْلمُسْلِمِيْن َويَشْفِيْ اَمْرَاضَ اْلمُسْلِمِيْن بِاْلعَافِيَةْ  وَيُغَزِّرُ اَمْطَارَهُمْ وَيُرَخِّصُ اَسْعَارَهُمْ وَيُصْلِحُ سَلاَ طِيْنَهُمْ وَيَكْفِيْهِمْ شَرَّاْلفِتَنْ وَاْلبَلِيَّاتِ وَاْلمِحَنْ مَاظَهَرَ مِنْهَا وَمَابَطَنْ وَيَحْفَظُ اْلحُجَّاجْ وَاْلمُسَافِرِيْنَ وَالغُزَّاةَ وَاْلمُجَاهِدِيْنَ مِنَ اْلمُسْلِمِيْنَ فِى اْلبَرِّ وَاْلبَحرِ وَاْلجَوِّ اَجْمَعِينْ وَاِلَى اَرْوَاح وَالِدِنَا وَوَالِدِكُمْ وَاَمْوَتِناَ وَاَمْوَاتِكُمْ وَاَمْوَاتِ اْلمُسْلِمِيْنَ اَجْمَعِيْنَ انَّ اللهَ يَتَغَشَّاهُمْ بِالرَّحْمَةِ وَاْلمَغْفِرَةْ وَيُسْكِنُهُمُ اْلجَنَّة وَيَخْتِمُ لَنَا وَلَكُمْ بِاْلحُسْنَى فِي خَيْروَلُطْفٍ وَعَافِيَةٍ وَصَلَاحِ اْلعَاقِبَةِ وَاِلَى حَضْرَةِ النَّبِيِ اْلمُصْطَفَى مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عليه وَسَلَّم. الفَـاتِحَة
Kita membaca al-fatihah ini dengan niat semoga Allah melimpahkan pahalanya kepada arwa suci hamba-hamba Allah yang saleh, orang-orang tua, guru-guru agama kita dan orang-orang yang mempunyai hak atas kita, serta orang-orang yang meninggal di negeri ini dari ahli “laa ilaha illallah” dan untuk arwa orang yang meninggal dari kaum muslimin dan mereka yang masih hidup sampai hari akhirat kelak, semoga Allah mengampuni dan menyayangi mereka, melepaskan kesulitan kaum muslimin serta mengasihi merek, menyembuhkan penyakit mereka dn meyatukan mereka semua dalam petunjuk, melunakkan hati sesama mereka, menguasakan atas mereka orang-orang terbaik yang ada diantara mereka, dan menyelamatkan mereka dari (penguasaan) orang-orang jahat yang ada diantara mereka, dan melindungi kita dan mereka dari kejahatan fitnah, cobaan, dan dari gangguan orang-orang yang melampaui batas, dari dekat maupun jauh. Melapangkan kehidupan mereka, memperlebat hujan mereka, dan mengabulkan semua hajat kita, hajat-hajat yang diridlai Allah dan rasul-Nya, dan membukakan bagi kita (ilmu pengetahuan dan ma’rifat) sebagaimana yang telah dibukakannya kepada orang-orang arif dan mengahiri hidup kita dalam ridla-Nya, dalam kebaikan, kelembutan, dan keselamatan. Dan kepada junjungan kita nabi Muhammad sallallahu alaihi wa sallam. Al-fatihah:
اَلْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ حَمْدًا يُوَافِي نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَه، اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وأَهْلِ بَيْتِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ. اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ بِحَقِّ الْفاَتِحَةِ الْمُعَظَّمَةِ وَالسَّبْعِ الْمَثَانِيْ أَنْ تَفْتَحْ لَنَا بِكُلِّ خَيْر، وَأَنْ تَفَضَّلَ عَلَيْنَا بِكُلِّ خَيْر، ، وَأَنْ تُعَامِلُنَا مُعَامَلَتَكَ لأَهْلِ الْخَيْر، وَأَنْ تَجْعَلْنَا مِنْ أَهْلِ الْخَيْر وَأَنْ تَحْفَظَنَا فِي ِديْنِنَا وَأَنْفُسِنَا وَأَوْلاَدِنَا وَأَصْحَابِنَا وَأَحْبَابِنَا مِنْ كُلِّ مِحْنَةٍ وفِتنةٍ وَبُؤْسٍ وَضَيْر إِنَّكَ وَلِيٌّ كُلِّ خَيْر وَمُتَفَضَّلٌ بِكُلِّ خَيْرٍ وَمُعْطٍ لِكُلِّ خَيْر يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْن.وصلَى اللهُ على سَيِّدِنَا محمدٍ وعلى اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ  وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
Segala puji  hanya bagi  Allah, Tuhan yang memelihara dan mengatur sekalian alam,
segala puji pujian bagi-Nya atas limpahan nikmat-Nya kepada kami, semoga Allah
mencucurkan   sholawat  dan   kesehahteraan atas   junjungan kami Nabi Muhammad, ahli keluarga   dan sahabat-sahabat   baginda. Wahai Tuhan, kami   memohon dengan haq (benarnya) surah fatihah yang Agung, iaitu tujuh ayat yang selalu di ulang-ulang, bukakan untuk kami segala perkara   kebaikan dan kurniakanlah   kepada   kami   segala   kebaikan, jadikanlah kami  dari  golongan  insan yang baik;  dan peliharakanlah kami  Ya  tuhan kami. sepertimana Kamu memelihara hamba-hambaMu yang baik, lindungilah agama kami, diri kami, anak anak kami, sahabat-sahabat kami, serta semua yang kami sayangi dari segala kesengsaraan, kesedihan, dan kemudharatan. Sesungguhnya Engkaulah Maha Pelindung dari seluruh kebaikan dan Engkaulah yang mengaruniakan seluruh kebaikan dan memberi kepada sesiapa saja kebaikan dan Engkaulah yang  Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Amin Ya Rabbal Alamin.
اللّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ رِضَاكَ وَالْجَنَّةَ وَنَعُوْذُ بِكَ مِنْ سَخَطِكَ وَالنَّارِ (3×)
Yaa Allah sungguh kami memohon kepada-Mu akan ridlo dan surga-Mu, dan kami berlindung kepada-Mu dari kemarahan-Mu dan siksa api neraka.

يَا عَالِمَ السِّرِّ مِنَّا لاَ تَهْتِكِ السِّتْرَ عَنَّا وَعَافِنَا وَاعْفُ عَنَّا وَكُنْ لَنَا حَيْثُ كُنَّا (3×)
Yaa Allah, yang maha mengetahui segala rahasia kami, janganlah kiranya engkau buka tirai rahasia dari kami. Berikanlah kesehatan pada kami dan maafkanlah diri kami dimanapun kami berada.
يَا الله ُبِهَا يَا الله ُبِهَا يَا الله ُبِحُسْنِ الْخَاتِمَةِ (3×)
Yaa Allah, (dengan kalimat-kalimat tersebut), yaa Allah, (dengan kalimat-kalimat tersebut), yaa Allah, (dengan kalimat-kalimat tersebut) matikan kami dengan mati Husnul khatimah (beriman).
يالَطِيْفًا بِخَلْقِهْ يَاعَلِيْمًا بِخَلْقِهْ يَاخَبِيْرًا بِخَلْقِهْ اُلْطُفْ بِنَا يَالَطِيْف يَاعَلِيْم يَاخَبِيْر (3×)
Wahai Dzat Maha Lemah Lembut pada mahlukNya, wahai dzat yang Maha Mengetahui pada makhluknya, Wahai dzat yang maha meneliti pada makhluknya, lemah lembutkanlah kami , wahai Dzat yang Maha Lembut, Maha tahu, maha Teliti
يَا لَطِيْفًا لَمْ يَزَلْ اُلْطُفْ بِنَا فِيْمَا نَزَلْ إِنَّكَ لَطِيْفٌ لَمْ تَزَلْ اُلْطُفْ بِنَا وَالْمُسْلِمِيْنَ (3×)
Wahai Dzat yang selalu Maha Lemah Lembut ,  berilah kelembutanMu pada kami  dan umat islam.
جَزَى اللهُ عَنَّا سَيَّدَنَا مُحَمَّدًا خَيْرًا جَزَا اللهُ عَنَّا سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا مَاهُوَ اَهْلُهْ (  3 ×)
Semoga Allah membalaskan junjungan kami Muhammad sallallahu alihi wa sallam dari kami atas jasa-jasanya dengan balasan yang baik, semoga Allah membalaskan junjungan kami Muhammad sallallahu alihi wa sallam dari kami atas jasanya dengan balasan yang berhak diperolehnya
(اَلحَمْدُ لِله عَلَى نِعْمَةِ اْلاِيْمَانِ وَاْلاِسْلَامِ وَتَوْفِيْقِهِ وَكَفَى بِهَا مِنْ نِعْمَةْ )


Selasa, 24 Maret 2015
Khasiat Ratib al-Haddad 

1.Keutamaan Surat Al-Fatihah

Surah Al Fatihah memiliki banyak sekali manfaat, diantaranya:
a. Fatihah menyamai pahala 2/3 Al-Qur’an.
b. Fatihah dan ayat kursi tidak dibaca oleh seorang hamba dalam satu rumah lalu pada hari itu  dia terkena gangguan kekuatan mata manusia atau jin.
c. Barangsiapa yang membaca Fatihah dan Kursi, Allah haramkan jasadnya atas api neraka.
d. Siapa ingin agar Allah menyelamatkan dirinya dari penjaga neraka yang jumlahnya 19 hendaknya dia membaca basmallah.
e. Barang siapa yang membaca basmalah maka dicatat untuknya dalam setiap huruf 4000 kebaikan, dan dihapus darinya 4000 kejahatan, dan diangkat 4000 derajat.
f. Barang siapa membaca basmalah bersambung dengan Fatihah sekali maka Aku berikan ampunan padanya, Aku terima amal baiknya, Aku lebur dosa-dosanya, tidak akan Kubakar lidahnya dengan api, Aku berikan perlindungan dari siksa kubur, panik dan siksa hari kiamat (Hadist  Qudsi).

2. Keutamaan Ayat Kursi
Ayat Kursi biasanya hanya digunakan oleh masyarakat awam untuk mengusir syetan, jin, dsb. Sebenarnya ada beberapa manfaat dari ayat kursi ini, diantaranya:
a. Ayat kursi adalah ayat yang paling agung dalam Al-Qur’an.
b. Ayat kursi menjaga dirimu, keturunanmu dan menjaga rumahmu.
c. Bacaan ayat kursi pagi dan sore memberikan penjagaan dari jin dan syetan.
d. Bacaan ayat kursi sebelum tidur mengundang malaikat penjaga.
e. Bacaan ayat kursi sebelum tidur menjauhkan diri kita dari syetan sampai pagi.
f. Bacaan ayat kursi sekali menyamai pahala bacaan ¼ Al-Qur’an.
g. Barang siapa membaca ayat kursi setiap selesai shalat fardhu maka tiada pemisah antara dirinya dan surga kecuali mati.
h. Barang siapa membaca ayat kursi apabila hendak tidur,  maka Allah berikan keamanan atas dirinya, tetangganya yang dekat dan yang jauh dan rumah-rumah sekitarnya.
3. Keutamaan Akhir Surat Al-Baqarah (Amanarrasuul…..)
a. Allah tutup surat Al-Baqarah dengan dua ayat yang Allah berikan padaku dari simpanan kekayaan-Nya yang dibawah Arsy. (Hadist)
b. Kedua ayat ini memasukan orang yang membacanya ke dalam surga.
c. Kedua ayat ini akan menjadikan Allah ridho pada orang yang membacanya.
d. Kedua ayat ini adalah satu Al-Qur’an.
e. Kedua ayat ini menyembuhkan (penyakit).
f.  Kedua ayat ini di cintai Allah.

4. Keutamaan Surat Al-Ikhlash
a. Barang siapa membaca surat Al-Ikhlash maka Allah haramkan daging orang tersebut atas api neraka.
b. Barang siapa tekun (istiqomah) atas bacaan Al-Ikhlash dan ayat kursi pada malam dan siang hari maka dia mendapat keridhoan Allah yang paling besar, dan ia akan bersama dengan para nabi dan dijaga dari godaan syetan.
c. Barang siapa masuk kedalam rumahnya lalu ia membaca surat Al-Ikhlash maka baginya pahala seperti orang yang membaca 1/3 Al-Qur’an. Barang siapa membaca surat Al-Ikhlash dua kali maka baginya seperti pahala orang yang membaca 2/3 Al-Qur’an. Barang siapa membaca surat Al-Ikhlas tiga kali maka baginya seperti pahala orang yang membaca Al-Qur’an seluruhnya.
d. Barang siapa membaca surat Al-Ikhlash sekali maka Allah akan berikan keberkahan atas dirinya, siapa yang membaca dua kali maka Allah akan berikan keberkahan atas dirinya dan keluarganya, dan barang siapa membacanya tiga kali maka Allah akan berikan keberkahan atas dirinya, keluarga dan tetangganya.
e. Barang siapa membaca surat Al-Ikhlash ketika sakit yang menjadikannya mati maka dia akan selamat dari fitnah kuburnya, dia akan selamat dari himpitan kubur, dan para malaikat akan menggotongnya dengan sayap mereka sampai melewati jembatan shirotol mustaqim menuju surga.
f. Rasulullah SAW mendengar seorang sahabat membaca surat Al-Ikhlash hinga tuntas lalu beliau bersabda : Dia layak (Berhak) masuk surga.
g. Barang siapa membaca surat Al-Ikhlash seratus ribu kali maka dia telah menebus dirinya dari Allah, lalu terdengar panggilan dari sisi Allah  dilangit dan bumi bahwa si fulan adalah tamu Allah, siapa yang punya hak kewajiban pada dirinya hendaknya mengambil langsung dari Allah.

5.  Keutamaan Al-Muawwidzatain (Al-Falaq & An-Naas)
a. Paling baiknya bacaan guna memohon perlindungan.
b. Dari beberapa surat Al-Qur’an yang paling dicintai Allah.
c. Untuk menjinakan binatang yang liar.
d. Barang siapa ingin tergolong orang-orang baik dan selamat dari kejahatan manusia 
e. Hendaknya membaca setiap terbit matahari surat An-Naas hingga selesai.

6. Khasiat Dzikir Pertama
Laa ilaaha ilallahu wahdahu laa syariikalahu lahul mulku walahul hamdu yuhyii wa yumiitu wa huwa ‘alaa kulli syai-in qadiir (3x)
“Tiada Tuhan yang sebenarnya berhak diibadahi, kecuali hanya Allah Yang Tunggal, tiada sekutu bagi-Nya, Dialah yang memiliki kerajaan ini dan memiliki segala puji. Dialah yang menghidupkan dan yang mematikan, dan Dialah yang sangat berkuasa atas segala sesuatu.” 3x

a. Barang siapa membacanya maka baginya pahala sebesar pahala orang yang memerdekakan seorang budak dari keturunan Ismail as, ditulis baginya sepuluh amal kebaikan, dihapus darinya sepuluh dosa, diangkat sepuluh derajat dan dijaga dari godaan syetan sampai sore.
b. Dan jika membacanya pada waktu sore maka baginya pahala yang sama hingga pagi hari (Hadits).
c. Sebaik-baik bacaan yang dibaca Rasulullah SAW dan para nabi (Hadits).
d. Tidak ada satu amalanpun mampu mengalahkannya.
e. Tidak tersisa dengannya dosa. Allah memandang pada orang yang membacanya dengan pandangan rahmat dan barang siapa mendapatkan pandangan rahmat maka dia tidak akan terkena siksa (Hadits).

7. Khasiat Dzikir Kedua
Subhaanallaahi walhamdulillaahi walaa ilaaha illallaahu wallaahu akbar (3x)
“Maha Suci Allah, dan segala puji hanya khusus bagi Allah, dan tiada Tuhan yang berhak diibadahi kecuali hanyalah Allah dan Allah Tuhan Yang Maha Besar.” 3x

a) Dalam Al-Qur’an bacaan ini disebut “ AL-BAQIYATUS SHOLIHAT” sedang pahalanya amat sangat besar.
b) Rasulullah menamakan bacaan ini dengan “RIYADHUL JANAH” artinya kebun surga.
c) Rasullah mencintai bacaan ini lebih dari segala apa yang terkena sinar matahari.
d) Bacaan ini mengugurkan dosa hamba seperti gugurnya daun-daun dari atas pohon.
e) Bacaan ini adalah bacaan yang paling dicintai Allah.
f) Bacaan ini adalah tanaman surga.
g) Bacaan ini merupakan penyebab seorang hamba untuk mendapatkan surga.
h) Bacaan ini tergolong bacaan yang paling utama.
i) Pahala bacaan ini menyamai pahala orang yang memerdekakan seratus orang yang sedekah dengan kuda berkendali, berpelana di jalan Allah, juga menyamai pahala sedekah seratus onta.
j) Bacaan ini adalah benteng  pemisah antara hamba dari api neraka.
k) Berat timbangan bacaan ini melebihi berat timbangan langit dan bumi.
l) Bacaan ini bisa mengganti kedudukan Al-Qur’an bagi orang yang tidak mampu membaca Al Qur’an.
m) Barang siapa membaca bacaan ini maka ditulis baginya dalam setiap huruf  sepuluh amal kebaikan (Hadits).
n) Bacaan ini adalah bacaan yang dibaca bangsa jin ketika mengangkat benda-benda berat.
o) Bacaan ini juga bacaan yang dibaca Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail as ketika membangun Ka’bah, apabila mereka mebacanya terangkatlah batu-batu besar itu dengan sendirinya.

8. Khasiat Dzikir ketiga
Subhaanallaahi wa bihamdihii subhaanallaahil ‘azhiim (3x)
“Maha Suci Allah dengan segala puji kepada-Nya dan Maha Suci Allah Yang Maha Agung.” 3x

a) Dua kalimat, ringan di lidah tapi sangat berat di atas timbangan amal (mizan), dan sangat dicintai Allah SWT.
b) Bacaan ini termasuk bacaan (dzikir) yang paling utama
c) Barangsiapa yang membacanya maka ditulis baginya 124.000 kebaikan
d) Bacaan ini lebih dicintai Allah daripada segunung emas yang di-infaqkan ikhlas dijalan Allah.
e) Allah akan melebur dosa-dosa orang yang membacanya sekalipun lebih banyak daripada buih diatas air laut.
f) Bacaan ini adalah doa yang dibaca oleh semua makhlukSebab bacaan ini Allah memberikan rezeki pada seluruh makhluk
g) Bacaan ini jika dibaca : Subhaanallaahi wa bihamdihii subhaanallaahil ‘azhiim astaghfirullah seratus kali setelah sholat sunnah fajar (qobla/sebelum subuh), maka dunia akan datang kepadamu dengan cara paksa, hingga kamu kewalahan menanggapinya.
h) Allah berfirman : Hai Rasulullah ! lima perkara yang akan memberatkan timbangan amal dari umatmu, yaitu :
1. Dua kalimat shadat
2. Sholat lima waktu, dengan tepat waktu
3. Subhaanallaahi wa bihamdihii subhaanallaahil ‘azhiim
4. Subhaanallaahi walhamdulillaahi walaa ilaaha illallaaha wallaahu akbar wala haula wala quwwata illabillahil aliyyil adhiim
5. Istighfar

9. Khasiat Dzikir keempat
Rabbanaghfirlanaa watub’alainaa innaka antat tawwaabur rahiim (3x)
“Ya Allah ampunilah dosaku dan berikan aku tobat, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun  lagi Penyayang.” 3x
" Barangsiapa yang membacanya, Allah akan menjadikan baginya keterbukaan dari segala yang buntu baginya, jalan keluar dari segala kesempitan, dan akan menganugrahkan rezeki dari arah yang tak diduga-duga (Hadist).


10. Khasiat Dzikir kelima
Allahumma shalli  ‘alaa Muhammadin, Allaahumma shalli ‘alaihi wa sallim (3x)
“Wahai Tuhan kami, berilah shalawat/rahmat-Mu kepada Nabi Muhammad, Ya Tuhan Kami berilah shalawat/rahmat-Mu kepadanya dan kesejahteraan-Mu.” 3x

a. Sesungguhnya orang yang paling dekat denganku pada hari kiamat adalah mereka yang paling banyak membaca sholawat untukku. (Hadist)
b. Barangsiapa membaca sholawat untukku dari umatku maka akan ditulis baginya sepuluh kebaikan dan dihapus darinya sepuluh dosa. (Hadist)
c. Rasulullah SAW bersabda kepada Abu Kahil : Sesungguhnya barangsiapa membaca sholawat kepadaku setiap hari tiga kali sebab cinta dan rindu kepadaku, maka pantas bagi Allah untuk mengampuni dosa-dosanya malam itu dan siang harinya. (Hadist)
d. Rasulullah SAW bersabda : sholawat kepadaku menepis kemiskinan dari orang yang membacanya. (Hadist)
e. Bagi segala sesuatu ada kesucian, sedang kesucian untuk hati orang-orang mu’min dari noda adalah sholawat kepadaku. (Hadist)
f. Barangsiapa membaca sholawat kepadamu dari umatmu tiga kali, Allah akan mengampuninya dosa-dosanya, jika dia membaca dalam berdiri maka diampuni sebelum dia duduk, jika dia membaca dalam keadaan duduk maka diampuni sebelum dia berdiri. (Hadist Qudsi)
g. Jika seorang hamba membaca sholawat kepada Nabi SAW, maka tidak tersisa sehelai rambut pun dari rambut tubuhnya, kecuali memintakan ampunan untuknya. (Hadist)
h. Tertulis di kaki Arsy : Barangsiapa rindu kepada-Ku (Allah) maka akan Aku kasihani dia. Barangsiapa meminta kepada-Ku maka pasti Aku memberinya, Barangsiapa mendekatkan diri kepada-Ku dengan sholawat kepada Nabi Muhammad SAW akan Aku ampuni dosa-dosanya walau sebanyak buih di atas air laut. (Hadist)
i. Tidak ada satu majelis yang dibacakan sholawat didalamnya kecuali tercium dari majelis itu bau wangi hingga kepuncak langit, maka para malaikat berkata: ini wangi majelis yang dibacakan didalamnya sholawat atas nabi SAW (Hadist).
j. Perbanyaklah sholawat kalian kepadaku pada malam dan hari Jum’at, maka sesungguhnya sholawat kalian akan disodorkan kepadaku, maka aku mendo’akan kalian dan meminta ampunan dari Allah untuk kalian. (Hadist)
k. Barangsiapa ingin mengucapkan sesuatu hal tetapi dia lupa, maka hendaknya ia membaca sholawat untukku, maka sesungguhnya dibalik sholawat padaku ada pengganti dari ucapannya, semoga dia dapat mengingatnya. (Hadist)
l. Barangsiapa takut akan dirinya dari lupa, maka hendaknya ia memperbanyak bacaan sholawat atasku. (Hadist)
m. Tiada seorang pun yang bersholawat untukmu (SAW), kecuali ditulis untuknya pahala empat ratus ghazwah (perang bersama Nabi SAW), dan untuknya setiap perang ditulis pahala empat ratus haji (Hadist Qudsi).
n. Diantara keistimewaan dan khasiat sholawat kepada Baginda Nabi Muhammad SAW.
§ Akan terpenuhi urusan dunia dan akhirat
§ Keselamatan dari rasa takut, panik dan bingung
§ Kesaksian oleh Rasulullah SAW untuk orang yang membacanya kelak di hari akhirat.
§ Wajib mendapat syafaat nabi SAW
§ Keridho’an dan rahmat dari Allah
§ Keselamatan dari amarah dan murka Allah
§ Masuk dibawah naungan Arsy Allah
§ Akan berat timbangan amal baiknya
§ Melintasi ash-shiroth (jembatan) bagai petir yang menyambar
§ Menumbuhkan dan menambah keberkahan pada hata kekayaan
§ Sholawat dan pahalanya berguna bagi orang yang membacanya juga anak serta cucu keturunannya
§ Menjadi pelita (cahaya penerang) dalam kubur, padang mashar dan di atas jembatan shirotol mustaqim
§ Melumpuhkan musuh
§ Membersihkan hati dari noda kemunafikan
§ Menjadikan orang yang membaca dicintai oleh orang mukmin
§ Penyebab bertemu Rasulullah SAW dalam impian, dan jika terus bertambah menambah dan memperbanyaknya dapat bertemu langsung bukan lagi lewat impian (sadar/yaqodhoh)

11. Khasiat Dzikir keenam
A’uudzu bikalimaatillahit taammaati min syarri maa khalaq (3x)
“Aku berlindung dengan kalimat Allah yang sempurna, dari kejahatan apa-apa yang diciptakan-Nya” 3x

a. Barangsiapa membacanya tiga kali maka tidak akan membahayakan dirinya dari sesuatu apapun. (Hadist)
b. Barangsiapa membacanya di sore hari, tidak akan membahayakan dirinya sesuatu pun sampai pagi, dan siapa yang membacanya pagi hari maka tidak akan membahayakannya dirinya sampai sore. (Hadist)
c. Barangsiapa menempati suatu tempat lalu membaca bacaan ini, tidak akan membahayakan dirinya dari sesuatu apa pun hingga pergi meninggalkan tempat itu. (Hadist)
d. Tergolong dzikir yang dahsyat dan manjur, apabila seseorang menekuninya maka segala urusannya akan lancar dan terpenuhi kebutuhannya.
e. Menjaga jiwa dan raga dari rasa sakit.
f.  Barangsiapa membacanya di tengah malam akan menyaksikan hal-hal aneh dan ajaib.
g. Melumpuhkan dan menaklukan musuh.
12. Khasiat Dzikir ketujuh
Bismillaahil ladziy laa yadhurru ma’asmihii syai-un fil ardhi walaa fis samaa’ii wahuwas samii’ul ‘aliim. (3x)
“(Aku menjalani hidup pada siang atau malam ini) Dengan nama Allah yang tidak ada sesuatu pun dapat memberi mudharat, baik di bumi maupun di langit dan Dia- lah Tuhan yang maha mendengar lagi maha  mengetahui” 3x

a. Barangsiapa yang membaca bacaan ini setiap pagi dan sore tiga kali, tidak akan membahayakan dirinya dari sesuatu apapun (HR.Tirmidzi)
b. Tidak akan terkena bencana yang datang mendadak dan tidak akan terkena stroke (HR.Abu Dawud)
c. Penawar racun dan segala yang mematikan
d. Keselamatan dari musuh dan kekejamannya.
e. Penjagaan bagi rumah dan isinya dari pencuri dan orang jahat
13. Khasiat Dzikir kedelapan
Radhiitu billaahi rabba wa bil islaami diina wa bi Sayyidina Muhammadin Shalallaahu ‘Alaihi Wasalaam nabiyyan wa rasuula (3x)
“Kami rela Allah sebagai Tuhan kami, Islam sebagai agama kami, dan Nabi Muhammad SAW  sebagai Nabi dan RasulMU” 3x

a. Diriwayatkan dari sahabat Tsauban : barangsipa membacanya maka dia berhak masuk surga. (hadist)
b. Dari Abu Said Al-Khudry meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda : Barangsiapa ridho menjadikan Allah sebagai Tuhannya, Islam sebagai agamanya, dan Muhammad SAW sebagai nabinya maka ia berhak masuk surga. (Hadist)
c. Rasulullah SAW bersabda : akan mampu merasakan manisnya iman bagi orang yang membaca dzikir tersebut.
  
14. Khasiat Dzikir kesembilan
Bismillaahi walhamdulillaahi wal khairu wasy-syarru bimasyii-atillaah (3x)
 “Dengan nama Allah dan segala punji hanya tertentu bagi Allah dan segala kebajikan dan kejahatan, ketentuan Allah” 3x

a. Barangsiapa yang membacanya tidak akan tersisa dari dosa-dosanya sedikitpun (Hadist).
b. Tidak ada seorang hamba yang membacanya, kecuali mencairlah syetan seperti mencairnya timah diatas bara api. (Hadist)
c. Apabila seorang membacanya, dicatat untuknya pahala ibadah tujuh ratus tahun. (Hadist)
d. Barangsiapa ingin selamat oleh Allah dirinya dari malaikat Zabaniyah yang sembilan belas (penjaga neraka) maka hendaknya dia membaca basmalah (Hadist)
e. Paling utamanya dzikir dan do’a
f.  Barangsiapa yang membacanya maka baginya tiga puluh kebaikan. (Hadist)
g. Barang siapa membaca hamdalah seratus kali maka baginya seperti pahala sedekah seratus kuda lengkap dengan pelana dan kendali di jalan Allah.
h. Ulama hikmah mengungkapkan bahwa ucapan basmalah yang terkandung dalam dzikir tersebut, diantaranya faedah sebagai berikut:
ü  Orang mukmin akan selamat dari neraka.
ü  Umat Islam akan mendapat kenikmatan.
ü  Bisa mengusir setan
ü  Doa akan diterima (Qobul)
ü  Aib dan kekurangan diri akan tertutupi
ü  Keberkahan akan tercurah dari Allah
ü  Rasa gundah, risau, bingung dan gelisah dalam hati akan hilang
ü  Racun jadi tawar
ü  Penyakit akan segera sembuh dan hilang
ü  Aman dari segala jenis siksa
ü  Alah akan meringankan rasa sakit sebab sakaratul maut
ü  Selamat dari gertakan malaikat Munkar dan Nakir
ü  Allah akan meringankan hisabnya
ü  Timbangan amal baik akan menjadi berat
ü  Kita akan mendapat cahaya terang ketika melintasi jembatan shirotol mustaqim
i. Barangsiapa yang membacanya berarti dia telah iman kepada takdir baik dan buruk serta ikrar dan menyatakan bahwa daya upaya dan kekuatan hanya milik Allah SWT semata.
j. Bacaan ini adalah salah satu harta simpanan surga
k. Bacaan ini adalah obat 99 penyakit, penyakit yang ringan adalah gelisah di hati. (Hadist)
l. Barangsiapa mendapat kenikmatan dari Allah dan berharap tetap kelestariannya pada dirinya maka hendaklah membaca ini.
m. Tiada beriman seorang hamba sehingga beriman kepada takdir baik dan buruk (semua dari Allah SWT).

15. Khasiat Dzikir kesepuluh
Aamannaa billaahi wal yaumil aakhiri tubnaa ilallaah baathinaw wa zhaahiran (3x)
“Kami (menyatakan) beriman kepada Allah dan hari akhir, dan kami bertobat kepada Allah lahir maupun batin” 3x
a. Rasulullah SAW bersabda : Ucapkanlah lalu istiqomahlah
b. Barangsiapa merasakan was-was maka hendaklah dia membacanya. (Hadist)

16.Khasiat Dzikir kesebelas
Yaa rabbanaa wa’fu ‘annaa wamhul ladziy kaana minnaa (3x)
“Ya Tuhan kami, berilah kami maaf dan hapuskanlah apa – apa yang ada pada kami (dosa – dosa)”

a. Allah tidak akan diminta sesuatu yang lebih Dia cintai daripada diminta Afiah (keselamatan) di dunia dan di akhirat. (Hadist)
b. Memohon afiah tergolong doa yang paling utama dan padat maknanya.

 17. Khasiat Dzikir keduabelas
Yaa dzal jalaali wal ikraam, amitnaa ‘alaa diinil Islaam (7x)
“Wahai Tuhan yang mempunyai sifat Keagungan dan sifat Pemurah, matikanlah kami dalam lingkungan agama Islam” 7x

a. Tekuni dan perbanyaklah bacaan tersebut diatas. (Hadist)
b. Rasulullah SAW mendengar seseorang membaca bacaan tersebut, maka beliau bersabda : kamu telah dikabulkan maka mintalah. (Hadist)
c. Dzikir ini termasuk ismul a’dzom
d.Ulama hikmah mengatakan :
- Barang siapa yang menekuninya maka ia disegani setiap orang yang memandangnya
- Allah akan menggampangkan padanya jalan masuknya rezeki
- Menjadi sebab meninggal dalam husnul khatimah
- Allah menganugrahkan kepada para Nabi, Rasul dan Wali keagungan, kewibawaan dan kehormatan berkah dari bacaan ini.

18. Khasiat Dzikir ketiga belas
Yaa qawiyyu yaa matiinu ikhfi syarrazh zhaalimiin (3x)
“Ya Tuhan yang Maha Kuat lagi Maha Gagah, hindarkanlah kami dari kejahatan orang – orang zhalim”  3x

a. Aman dan selamat dari gangguan orang-orang jahat dan dholim, perbuatan jahat manusia.
b. Aman dan selamat dari gangguan bahaya binatang buas dan berbisa, kedengkian musuh, dari setiap marabahaya.
c. Aman dan selamat dari murka Allah serta hukuman-Nya.
d. Aman dan selamat dari apa saja yang membahayakan diri kita, membahayakan Islam dan kaum muslimin.

19. Khasiat Dzikir keempat belas
Ash lahalllaahu umuural muslimiin sharafallaahu syarral mu’dziin (3x)
“Semoga Allah memperbaiki semua urusan kaum muslimin dan menghindarkan mereka dari kejahatan orang – orang yang suka mengganggu” 3x

a. Membawa maslahat (manfaat yang sempurna) dan kebaikan segala urusan umat Islam
b. Apabila maslahat telah didapat oleh seseorang, maka seluruh cita-cita dan keinginan dunia akhirat akan didapat.
c. Mendapat ampunan Allah SWT menyeluruh bagi dirinya, keluarga maupun kaum muslimin.
d. Menjadi sebab ia, yang membacanya, di cintai dan dikasihi oleh Allah SWT.
e. Termasuk obat penyakit hati (dengki, iri hati, ghibah dsb)
f.  Mendapat bimbingan Allah SWT dalam menjalani kehidupan yang lurus.

20. Khasiat Dzikir kelima belas
Yaa ‘aliyyu yaa kabiiru yaa ‘aliimu yaa qadiiru yaa samii’u yaa bashiiru yaa lathiifu yaa khabiir (3x)
“Ya Tuhan yang Maha Tinggi lagi Maha Besar, Maha Mendengar lagi Melihat, Maha Lemah Lembut lagi Maha Mengamati” 3x

a. Setiap nama-nama Allah akan mengantarkan kita kesatu derajat/martabat dari sekian banyak martabat di sisi Allah.
b. Rahasia dzikir Asma’ul Allah yang tak ternilai besarnya dan tak dapat diketahui bagaimana hakekat kemuliaan yang sebenarnya.

21. Khasiat Dzikir keenam belas
Yaa faarijal ham, yaa kaasyifal gham yaa mal li’abdihii yaghfir wa yarham (3x)
“Wahai Tuhan yang melegakan dari duka cita, lagi melapangkan dada dari duka cita, lagi melapangkan dada dari rasa sempit. Wahai Tuhan yang suka mengampuni dan menyayangi hamba – hambaNya.” 3x

a. Diriwayatkan dari Ummil Mu’minin Aisyah ra. : Ayahku (Abu Bakar Shidiq .ra) berkata kepadaku : maukah engkau aku ajari doa yang diajarkan Rasul kepadaku dan diajarkan nabi Isa as. Pada kaum Hawary. Seandainya engkau mempunyai hutang sebanyak gunung uhud niscaya Allah akan melunasinya ? aku menjawab : tentu aku mau, beliau berkata : bacalah dzikir ini (sebagaimana tersebut diatas)
b. Agar Allah SWT menghapuskan kesedihannya.
c. Agar Allah SWT melepaskan dari kesusahannya.
d. Agar Allah SWT mengampuni kesalahannya dan dikasihani-Nya
22.Khasiat Dzikir ketujuh belas
Astaghfirullaaha rabbal baraayaa, astaghfirullaaha minal khathaaya (4x)
“Aku mohon ampunan Allah Tuhan pencipta sekalian makhluk, aku mohon ampunan Allah dari kesalahan” 4x

a. Maukah kalian aku beritahu tentang penyakit dan obat penyakit kalian? Ingatlah, sesungguhnya penyakit kalian adalah dosa, dan obatnya adalah istighfar. (hadist)
b. Barang siapa memperbanyak istighfar, Allah akan berikan untuknya ketenangan dari rasa bingung, jalan keluar dari segala kesempitan dan Allah akan memberikan rezekinya dari arah yang tidak terduga. (hadist)
c. Barangsiapa baca istighfar, tertanam untuknya satu tanaman di surga. (hadist)
d. Sesungguhnya Allah mengangkat derajat seorang hamba di surga, maka hamba bertanya: Ya Allah, dari mana aku dapatkan ini?, maka Allah menjawab: dari istighfar puteramu. (hadist)
e. Sesungguhnya seorang hamba apabila melakukan satu kesalahan dosa, melekatlah dihatinya titik noda hitam dan bila cepat taubat serta istighfar berkilaulah hatinya. (hadist)
f. Sesungguhnya hati itu berkarat, dan pembersihnya istighfar. (hadist)
g.Istighfar dalam buku catatan amal memancarkan cahaya. (hadist)
h. Istighfar itu menghapus dosa. (hadist)
i. Barangsiapa sedikit rezekinya hendaklah dia beristighfar kepada Allah. (hadist)
j. Imam Ali Al-Khawwash berkata: Sesungguhnya istighfar itu memadamkan amarah Allah SWT dan tiada yang lebih manjur bagi orang yang diberhentikan dari kerjanya atau dipenjara atau hutangnya lebih dari istighfar
23. Khasiat Dzikir kedelapan belas
Laa ilaaha illallaah (25/50/100 x)
“Tiada yang wajib disembah selain Allah”

a. Ibnu Abbas ra. meriwayatkan : diatas pitu surga tertulis Laa ilaaha illallaah Muhammad rasulullaah tidak aku siksa orang yang membacanya
b. Ibnu Abbas .ra juga meriwayatkan : sehari semalam adal 24 jam, dan kalimat Laa ilaaha illallaah Muhammad rasulullaah itu ada 24 huruf. Barangsiapa yang membacanya maka akan melebur setiap satu huruf, dosa dalam satu jam, maka tidak akan tersisa satu dosa pun apabila seseorang membacanya setiap hari atau setiap malam
c. Barangsiapa yang akhir ucapannya ketika akan mati Laa ilaaha illallaah, maka dia akan masuk surga.
d. Barangsiapa membaca Laa ilaaha illallaah  dengan ikhlas dari hatinya dan memanjangkan bacaan sebab mengagungkannya, diampuni baginya 4000 dosa dari dosa besar. Sahabat bertanya : jika dia tidak punya dosa sebanyak itu?, Rasul SAW menjawab: Diampuni untuknya dari dosa orang tua, keluarga dan tetangganya. (al-hadist)
e. Ibnul Fakihany mengatakan, rutin membaca Laa ilaaha illallaah ketika masuk rumah, itu menepis kemiskinan.
f. Habib Abdullah Al-Hadad berkata : Aku wasiatkan kepada kalian untuk membaca Laa ilaaha illallaah setiap saat, lebih-lebih ketika resah, bingung dan kurang rezeki, sesungguhnya bacaan tersebut mempermudah dan menambah rezeki.
g. Beliau juga mengatakan bacaan ini lebih mempercepat kesuksesan dan menambah cahaya di hati
Khasiat Umum Ratib Al-Haddad
Habib Abdullah Al-Hadad mengatakan :
a. Barangsiapa menekuni bacaan ratib ini, Allah akan memberikannya meninggal dalam keadaan husnul khotimah.
b. Ratib yang kami susun akan menjaga kota selama ratib tersebut dibaca.
c. Ratib kami ibarat pagar besi mengelilingi seluruh kota yang dibaca didalamnya ratib.
d. Dapat memperkuat dan menyelamatkan akidah atau keimanan seorang muslim dari berbagai macam aliran sesat.

10 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. Lebih mulia mana Baca Rotib Al Hadad Dengan Melaksanakan SHOLAT TAHAJJUD?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lebih Mulia keduanya dilaksanakan, tahajud di sepertiga malam. dan membaca ratib Al Hadah sehabis solat Magrib.

      Hapus
  3. lebih bagus dirumah...sendiri2...dengan suara halus pelan...adab ahlak nya dapet...zikir tujuannya tuk cinta ..dekat dan taqwa kepada Allah dan Rosulullah...bukan tuk riya' ...berlebihan...dan mengganggu ketenangan orang mau istirahat atau ada orang sakit yg mau istirahat

    BalasHapus
  4. Cukupkanlah dengan sunnah... engkau akan selamat.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Btl. Cuma para ulama2 menyusun amalan seperti ini untuk pemudahkan org awam utk beramal. Amalan harian Rasullah setiap hari, amat luar biasa. Dr bangun tidur Nabi hingga tidur, semuanya ibadah. Jd, mau org awam ikut 100% amalan sunnah Nabi SAW, mmg tidak akan mampu. Ya, paham2 org awam. Masa beramal terhad,ilmu pula cupu2. Sbb tulah ulama2 susun amalan2 seperti ini. Lebih baik di amal walaupun sedikit dr ditinggalkan semua

      Hapus
  5. Makasih ilmunya ...
    Cukup jelas n dpet dimengerti ....

    Makasih bnyak ...

    BalasHapus
  6. Amalan yang bener2 sunnah juga belum semua kita amalkan, lho ini malah ngarang amalan rotib alhadad

    BalasHapus